CERITA TANTE BINAL
Novel Dewasa Bergambar Ngentot Sepupu Paha Mulus Body Seksi

Novel Dewasa Bergambar Ngentot Sepupu Paha Mulus Body Seksi

Cerita seks mama binal


Kisah ini terjadi sekitar awal Januari, dimana waktu itu aku sedang sendiri di rumah, sedang nonton TV tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara bel berbunyi.

“Kringg.. kring..” suara bel berbunyi itu membuat aku terkejut.

Kemudian aku membuka pintu, aku melihat seorang gadis berdiri menggunakan baju kaos berwarna putih dan rok mini berwarna hijau sampai ke lutut, wajahnya cantik dan sedap dipandang mata.

Aku bertanya, “Cari siapa dik..?”

Dia balas dengan bertanya, “Benarkah ini rumah paman Rizal..?”

Aku terkejut, karena nama yang dia sebutkan adalah nama papaku. Kemudian aku bertanya lagi. “Adik ini siapa?”

Dia hanya tersenyum. Senyumannya manis sekali, lalu aku jawab, “Benar, ini rumah paman Rizal,” sambungku lagi. Dan sekali lagi dia tersenyum, manis sekali, membuat hatiku dag dig dug.

Aku bertanya lagi, “Adik ini siapa sih..?”

Sambil terseyum dia memperkenalkan dirinya, “Namaku Lisa,” kata-katanya terhenti,

“Aku datang kemari disuruh mama untuk menyampaikan sesuatu untuk paman Rizal.”

“Oh iyah..” aku sampai lupa mempersilakan dia masuk ke rumah. Lalu kusuruh dia masuk.

“Silakan masuk,” kataku.

Aku persilakan dia masuk, “Kan ngga enak bicara di depan pintu, apa lagi tamu.”

Setelah berbicara sebenter di depan pintu, dia masuk dan duduk di kursi ruang tamu. Setelah kupersilakan duduk, aku mulai bertanya lagi tentang dia, dan siapa dia bagaimana hubungannya dengan papaku.

“Kalau boleh tau, adik ini siapa yah..?”

“Hihihi..” dia tertawa, aku jadi heran, tetapi dia malah tertawa.

“Kalau ngga salah, pasti abang ini bang.. Sultan yah?” sambungnya.

Aku terkejut, dari mana dia tahu namaku, lalu aku bertanya, “Kog adik tau nama abang?”

Lalu dia tertawa lagi, “Hihihi… ..tau dong.”

“Masa abang lupa sama aku?” lanjutnya. “Aku Lisa, bang. Aku anaknya tante Maria,” celotehnya menjelaskan.

Aku terkejut, “..ah.. jadi kamu anaknya tante Maria?” tambahku.

Aku jadi termangu. Aku baru ingat kalau tante Maria punya anak, namanya Lisa. Waktu itu aku masih SMP kelas 3 dan Lisa kelas 1 SMP. Kami dulu sering bermain di taman bersama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta/sex dan kami tidak berjumpa lagi karena waktu itu aku pergi ke Australia sekitar 2 tahun.

Sekembalinya dari Australia aku tidak pernah ke rumahnya karena sibuk sekolah. Sudah kira-kira 3 tahun kami tidak berjumpa, sampai aku mahasiswa tingkat 2, aku tidak ingat namanya lagi, kini bertemu sudah besar dan cantik lagi.

Lalu kubertanya kembali menghamburkan lamunanku sendiri, “Bagaimana kabar mamamu?” tanyaku.

“Baik…” jawabnya.

Kemudian dia mengulangi maksud dan tujuannya. Katanya, papaku diminta mamanya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan sesuatu hal.

Lalu aku balik bertanya dengan penasaran, “Kira-kira yang akan dibicarakan apa sih..?”

Dia menjawab sambil tersenyum manis nan menggoda. Sambil tersenyum, aku memperhatikan dirinya penasaran.

Tiba-tiba dia bicara, “Ternyata abang ganteng deh, ternyata mama ngga salah bilang.”

Aku jadi salah tingkah dan wajahku memerah karena dipuji. Adik ini ada-ada saja pikirku. Kemudian aku sambut kata-katanya, “Ternyata tante Maria punya anak cantik juga.” dia hanya tersenyum saja.

“Paman Rizal kemana bang?” dia bertanya membuka keheningan.

“Belum pulang kerja.” jawabku.

“Hmmm…” gumamnya.

“Ya udah deh, titip pesen aja gitu tadi, ya bang!” memastikan.

“Iya… oke.” jawabku pasti.

“Jangan lupa yah..!” lebih memastikan.

“Iya..” aku tegaskan lagi.

“Oke deh.. kalau gitu Lisa pamit dulu yah.. ngga bisa lama-lama nih.. mama bilang jangan lama-lama.” jelasnya. “Pamit yah bang!” tambahnya.

“Oke deh,” mengiyakan. “Hati-hati yah!” sambungku seperti cowok-cowok lain pada cewek umumnya.

Dia hanya tersenyum menjawabnya, “Iya bang…”

Nah, detik itu jugalah momen itu terjadi. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menarik tanganku dan mencium pipiku. Bercampur rasa bingung dan asyik di hatiku.

“Waduh… buat apa itu tadi?” tanyaku bodoh. Dia hanya tersenyum.

“Abang ganteng deh,” jelasnya sambil melepaskan pegangan tangannya.

Nah, itu dia, karena menurutku aji mumpung perlu diterapkan, aku menangkap tangannya dan balik mencium pipinya. Dia menjadi kaget dan aku hanya tersenyum saja, memasang wajah innocent yang jauh dari sempurna.

Balas dendam pikirku. Karena kepalang keasyikan dan sudah timbul nafsu. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium bibirnya mengusik kediamannya karena kaget pada ciuman pertamaku tadi.

“Mumpung rumah sepi… kesempatan nih..” pikirku dalam hati.

Aku memberanikan diri untuk lebih lagi dengan meraba tonjolan yang ada di dadanya yang terbungkus bra dari luar.

Dia mendesah, “..ahh..hem..”

Tonjolannya agak lumayan kalau tidak salah taksir, kira-kira 32b besarnya. Karena sudah sangat bernafsu, dan ego kelelakianku meningkat, hasrat itu pun timbul. Aku belai tubuhnya perlahan dan terus menaik sampai ke lehernya. Kubuka baju yang dia pakai hingga terlepas. Dan aku terus meraba bongkongnya yang lumayan juga besarnya kalau tidak salah taksir dapurnya kira-kira 61.

“Seperti penyanyi saja,” gumamku dalam hati.

Karena keadaan kurang memungkinkan, kugendong dia ke kamarku sambil kami berciuman terus. Kurebahkan dia di kasur dan kutindih dia. Kubuka perlahan-lahan kaos yang dia pakai dan BH-nya aku buka hingga polos. Terpampang di depanku sebuah pemandangan yang indah, sebuah gunung dua yang sangat indah dengan pucuknya berwarna merah ranum.

Aku dengan rakusnya meremas dan mengulum kanan dan kiri. Tanganku dengan aktif terus menjalar ke rok yang dia pakai. Perlahan-lahan aku turunkan hingga terbuka semuanya. Aku melihat kodam (kolor,dalam) warna putih dengan berenda bunga. Kubuka perlahan-lahan dengan sabar, hati-hati dan lembut. Tiba-tiba dia menepis tanganku.

“Jangan bang..! Jangan bang..!” dia memohon, tetapi aku yang sudah dirasuki setan tidak ambil pikir.

Kemudian kucium bibirnya dan kuremas kembali gunungnya. Dia terangsang. Kucoba mengulang kembali, kutarik kodamnya (kolor,dalam) perlahan-lahan. Dia tidak menepis tanganku, terus kubuka dan kuterpana melihat pemandangan yang begitu indah yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Aku melihat sebuah kemaluan yang masih gundul yang hanya dikelilingi dengan rambut yang masih belum lebat.

Kusibak memek yang masih agak gundul. Ada cairan bening yang keluar dari dalam memeknya. Dia sudah terangsang. Kubuka bajuku tergesa-gesa. Pakaianku hanya tinggal kodam (kolor dalam) saja tetapi Ucokku (kontolku) sudah mau lompat saja, ingin mencari sasaran.

Sudah tidak tahan kontolku sehingga aku langsung meraba memeknya. Kusibak (buka) memeknya dan aku menciumnya. Kemudian kujilat semacam daging yang keluar dari kemaluannya. Kujilat terus kelentitnya hingga dia meyilangkan kakinya ke leherku.

“Ahh.. ohh.. yaa..” desahnya.

Kumasukan jari tanganku satu dan kukorek-korek dalam memekya. Dia semakin merapatkan kakinya ke leherku sehingga mukaku terbenam dalam memeknya. Aku tidak bisa bernafas. Aku terus hajar memeknya.

“Hauhh.. ahh.. yahh.. huhhh..” terdengar suara desahya.

Aku terus hisap sehingga timbul suara yang entah dia dengar atau tidak. Kemudian perlahan-lahan kakinya agak melonggar sehingga aku bisa nafas dengan bebas kembali. Aku terus menghisap dalam memeknya. Setelah puas kubermain di memekya, kuhisap lagi gunung kembarnya, kiri dan kanan.

“Bang.. aku udah ngga tahan nih.. mau keluar..” desahnya.

Kupercepat lagi hisapanku, dia merintih.

“Ahh.. oohhh.. yahh.. serrrr..” dia lemas. Ternyata dia sudah klimaks.

Kubuka kodamku dan kontolku ini kukeluarkan. Taksiranku, kontolku kira-kira 14 cm panjangnya kalau sudah tegang. Kubimbing kontolku ke arah memeknya. Kugesek-gesekan kontolku pada memeknya, kusodok perlahan-lahan.

Awalnya meleset, tidak masuk. Wah, ternyata dia masih perawan. Kucoba lagi perlahan-lahan, tidak juga bisa masuk. Kuberi air ludah ke batang kontolku agar tambah licin. Kemudian kucoba lagi, hanya masuk ujung kepalanya saja, dia merintih.

“Aduh.. sakit bang.. sakit..” rintihnya.

Aku berhenti sejenak, tidak melanjutkan sodokanku, kukulum lagi gunungnya, dadanya terangkat ke atas. Tidak lama dia terangsang lagi, lalu kucoba lagi untuk meyodok (seperti permainan bola billyard).

Kusodok terus dengan hati-hati, aku tidak lupa memberi ludahku ke kontolku. Karena memeknya becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala kontolku bisa masuk dia merintih.

“Aduh.. sakit bang…”

“Tahan dikit yah.. adikku manis..`ngga sakit kok.. cuman sebentar aja sakitnya…” bisikku di daun telinganya. Dia diam saja. Kusodok lagi, akhirnya masuk juga kepala si kontol, terus kusodok agak keras biar masuk semua.

“Slupp.. blesss..” dan akhirnya masuk juga kontolku. Dia menggigit bibirnya menahan sakit. Karena kulihat dia menahan sakit aku berhenti menunggu dia tidak kesakitan lagi. Ucokku masih terbenam dalam memeknya, kulihat dia tidak menggigit bibirnya lagi. Kusodok lagi kontolku perlahan-lahan dan lembut, ternyata dia meresapinya dan kembali terangsang. Kusodok terus.

“Ahh.. auuohhh.. yahh.. terus bang..” pintanya karena dia teransang hebat sambil mengoyangkan pinggulnya ke kiri kanan. Rupanya dia sudah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat kusodok.

“Auoohhh.. ahhh.. yahh.. uhhh.. terus bang!” kakinya dililitkan ke leherku.

“Ahh.. yaa..” rintihnya lagi, terus kusodok agak keras.

“Selupp.. selup..” suara kontolku keluar masuk, aku juga merasakan ada denyutan dalam memeknya seperti menghisap (menarik) kontolku. Rasanya tidak bisa dikatakan dengan kata-kata.

“Yahh.. aouuhh… yahh..” suaraku tanpa sadar karena nikmatnya.

“Bang.. enak bang.” kusodok terus.

“Uohh.. ahhh.. yahh.. terusss bang! Yahh.. yahh.. ngga tahan nih bang..” dia terus berkicau keenakan, “oohh.. yahh… aouuhh.. yaa.. i coming.. yes..” terus dia berkicau

Entah apa katanya, aku tidak tahu karena aku juga merasakan sedotan dalam memekya semakin kuat. Dia meremas kain penutup tilam sampai koyak. Aku terus meyodok dan terus tidak henti-henti.

“Aouhhh.. ahhh.. yahh.. yaa.. mau keluar nih bang..” dan, “Slerrrr…” dia keluar, terasa di kepala kontolku. Dia klimaks yang kedua kalinya.

Aku terus memacu terus mengejar klimaksku, “Yahh.. aouuu.. yahh..” ada denyutan di kepala kontolku.

“Yahh.. ahhh..” aku keluar, kutarik kontolku keluar, kuarahkan ke perutnya.

Air maniku sampai 3x menyemprot, banyak juga maniku yang keluar, lalu kukecup keningnya.

“Terima kasih..” aku ucapkan.

Kulihat ada bercak darah di sprei tilam, ternyata darah perawanya. Lalu kuajak dia membersihkan diri di kamar mandi, dia mengangguk. Kami mandi bersama. Tiba-tiba kontolku bangkit lagi melihat bongkongnya yang padat dan kenyal itu. Kutarik bokongnya dan kutunggingkan. Kusodok dari belakang.

“Aduh..” gumamnya karena masih agak sempit dan masih terasa ngilu karena baru hilang keperawanannya.

Dia terangsang kembali, kuremas gunung kembarnya, aku berdengus. “Ahh.. aouhhh.. yaaa.”

“Crottt.. croottt.. crottt..” kukeluarkan maniku dan kutumpahkan di bokongnya.

Kami terus bermain sampai 3 kali. Aku teringat kalau sebentar lagi mama akan pulang, lalu kusuruh cepat-cepat si Lisa mandi dan mengenakan pakaiannya. Kami tersenyum puas.

“Terima kasih yah bang,” aku tersenyum saja dan aku mencium bibirnya lagi serta membisikkan ke telinganya, “Kapan-kapan kita main lagi yah!”

Dia hanya tersenyum dan, “..iya,” jawabnya.

Setelah berpakain dan merapihkan diri, kuantar dia ke depan rumah. Dan ciuman manis di bibir tidak lupa dia berikan kepadaku sebelum pergi. Aku hanya bisa melihat dia berjalan pergi dengan langkah yang agak tertatih karena merasakan nyeri di selangkangannya.

TAMAT

Cerita Panas Ngentot Pacar Online

Cerita Panas Ngentot Pacar Online

Cerita dewasa
Cerita dewasa mama


Suatu hari, aku online di salah satu channel chatting dengan seorang mahasiswi. Sebut saja namanya Acha (19 tahun), bukan nama sebenarnya. Dia adalah anak seorang pejabat di salah satu instansi di Jawa dan sedang menjalani kuliah di salah satu universitas favorite di kota M. Perkenalan ini berawal dari seringnya aku online barsama Acha.

Singkat cerita, suatu hari aku ada tugas dinas ke kota M dan iseng-iseng aku hubungi dia melalui nomor WA yang sudah dia berikan sebelumnya. Dan dengan senang hati dia mau ketemuan, asal dengan syarat dia bawa teman. Walhasil, aku ketemu dia di salah satu cafe di daerah kampus yang berada di pinggir kota.

“Hey.. Kamu Acha” sapaku.

“Hey, Dandy ya.. ” sambil menjawab Acha mengulurkan tangannya.

“Kenalin ini temanku Dony,” sambil mengenalkan temanku.

“Oh ya, kenalin juga ini temanku Rida,” kata Acha mengenalkan temannya.

Sepintas terlihat, Acha adalah sosok seorang gadis model. Karena bentuk tubuhnya sangat semampai dengan ciri 167/45. Sehingga tonjolan di dada maupun di pantatnya tidak begitu nampak sebagaimana gadis-gadis yang aku kenal. Lamunanku buyar saat Acha menawarkan menu yang mau dipesan.

“Dy, kamu mau makan apa?” tanya Acha.

“Mmm, anu.. Terserah deh” jawabku gugup.

“Kenapa say.. Kok nervous gitu?” tanyanya manja.

Wah dadaku berdetak keras saat dia panggil aku dengan kata “say.. ” tetapi aku cepat menguasai keadaan dan bersikap seperti nggak ada rasa GR dengan panggilan yang aku kira sangat romantis banget.

“Tidak kok, tidak apa-apa, aku ngikut aja,” jawabku datar.

Dari pertama kita ketemu di chatting, aku terbuka saja dengan status aku yang sudah married. Dan ternyata diluar dugaanku, Acha bisa menerima hal itu karena memang dia menyukai cowok yang lebih dewasa.

2 jam lamanya kami berempat, ngobrol apa aja yang bisa dibicarakan. Baik tentang kuliahnya, masalahnya Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 21 kurang 1/4. Akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantar balik ke kost-kostan.

“Acha, sudah malem nih, ayo aku anter balik” ajakku.

“Oke dah Mas Dandy,” jawab Acha singkat sambil bangkit dari duduknya.

Setelah aku bayar di kasir, aku bergegas menuju mobil starletku yang butut kedinginan diluar cafe.

“Dan, minggu depan aku mau ke Surabaya,” kata Acha.

“Oya, dalam rangka apa?” tanyaku.

“Mau ketemu kamu, kamu ada waktu kan?” jawabnya tersenyum.

Deg! jantungku terasa berhenti ketika Acha bilang seperti itu, aku langsung berusaha menguasai situasi.

“Ooo.. Pasti bisalah, asal kamu kabarin sehari sebelum datang,” pintaku.

“Oke deh, ntar aku hubungi kamu Mas” kata Acha.

“Terus, kamu mau dateng sama Rida atau sendirian?” tanyaku.

“Sendirilah Mas, masa iya sama temanku.. Kan nggak romantis?” jelas Acha.

Tanpa terasa sampailah di depan tempat kost Acha.

“Selamat malam,” kataku.

“Terima kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” Acha mengingatkan.

“Ok” jawabku singkat, dan setelah itu aku langsung tancap gas balik menuju ke Surabaya dengan perasaan yang masih bertanya-tanya dengan ucapan Acha yang sedikit romantis. Tetapi sebandel apapun aku, aku tetap memegang prinsip aku tentang virginitas seorang cewek. Buat aku jika seorang gadis itu masih virgin, aku tidak akan pernah mau Making Love karena sudah menjadi prinsip aku untuk tidak merusak masa depan seseorang.

6 hari sudah berselang setelah pertemuan pertama dengan Acha dan sesuai janji dia, Kamis siang Acha menelphone HP-ku. Ringtone dengan lagu dilema cellulerku berbunyi dan saat aku liat layarnya ternyata 081252xx (nomor Acha).

“Mas Dandy besok aku berangkat sepulang kuliah, bisa jemput nggak?” tanya Acha.

“Oke bisa, jam berapa?” balas aku bertanya.

“Mmungkin dari Surabaya jam 18.00″ jawab Acha.

“Lho emang kamu mau langsung balik?” selidik aku.

“Tidaklah Mas, aku kan ingin ditemanin Mas Dandy semalaman” jelasnya.

Alamak si Acha ini, bikin aku berpikir yang nggak-nggak.

“Oo gitu, oke sapa takut” tantang ku.

“Oke deh Mas, sampai besok” seiring kata itu HPnya langsung dimatikan.

Setelah telphone off, aku langsung hubungi salah satu hotel di Surabaya yang menjadi tempat favorite aku dan kebeetulan aku salah satu members di hotel tersebut. Sehingga setiap saat aku bisa booking room dengan posisi open.

Hari jum’at jam 18.00 tepat aku sudah nongkrong di jok mobilku. Diparkiran terminal Bungur Asih dan selang 5 menit cellulerku berbunyi, “Mas kamu dimana?” suara Acha.

“Aku sudah di parkiran terminal nih,” jelasku.

“Oke deh aku ke situ” jawab Acha.

Dengan perasaan deg-degan aku menunggu Acha nongol dari pintu keluar terminal, dan dari jauh aku lihat tubuh semampai yang agak kurusan berlenggak-lenggok seperti di catwalk. Setan bertanduk, meniup pikiranku sepanjang Acha menuju mobilku.

“Hey Mas Dandy, gimana khabarnya?” tanya Acha.

“Baik Acha” jawabku singkat.

“Sudah lama ya Mas Dandy tunggunya,” ia membuka percakapan.

“Belum kok Acha” jawabku singkat.

Tanpa panjang lebar, aku langsung menuju hotel yang sehari sebelumnya aku sudah booking. Dan parfum dengan aroma melati sangat megganggu birahi kelaki-lakianku. Setan bertanduk semakin aktif mengetuk pikiran kotorku untuk langsung bercinta dengannya.

Sesampai di hotel aku langsung minta kunci dan menuju kamar lantai 2 nomor 222.

“Lho Mas kenapa kok booking yang 2 bed?” tanya Acha.

“Lho memangnya kenapa?” aku berlagak bengong.

“Acha pengennya yang satu bed, supaya bisa berduaan,” jawab Acha polos.

Walaupun setan sudah pada meringis diatas kepalaku dan bilang, yes! tetapi aku berusaha cool di depan Acha dan sedikit berkata bijak bagaikan orang tua.

“Acha, kita tidak untuk macam-macamkan di kamar ini?” balasku bertanya.

“Ya sudah deh Mas, aku mau mandi dulu ya” jawab Acha kesal.

15 menit lamanya Acha mandi, akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan begitu kagetnya aku, ketika Acha hanya mengenakan daster yang tipis tanpa menggunakan BH dan CD, sehingga nampak jelas sekali puting yang kecil menonjol di balik daster tipisnya. Tanpa melihat gelagat Acha yang semakin membuat detak jantungku semakin cepat, aku langsung ambil handuk dan mandi.

Malam semakin larut dan hampir 3 jam aku di dalam kamar berdua dengan Acha, detak jantungku semakin kencang tatkala Acha sesekali sengaja menyentuhkan tangannya di pundakku. Adik kecilku berontak dengan keras ingin keluar dari celanaku.

“Mas, malam ini kamu manis banget sih,” kata Acha memuji.

“Ah kamu bisa aja” jawabku agak gugup.

Karena pertanyaan itu disampaikan hanya dengan jarak 20 centi dari mukaku sehingga bau harum di wajahnya begitu menggelitik syaraf kelaki-lakianku.

“Mmm bagaimana.. ” belum selesai aku tanyakan sesuatu tiba-tiba tubuh kecil Acha sudah berada dipangkuanku. Sehingga memudahkan dia untuk mencium bibirku. Sedangkan posisiku sendiri sangat tidak menguntungkan untuk membalas ciuman Acha, karena posisi tanganku menopang tubuhku.

“Mmm.. Mas.. Aku suka kamu,” kata Acha sambil melanjutkan ciuman mautnya.

Aku tidak bisa menjawab sepatah kata apapun karena memang serang bibir tipis Acha menggelontor bibirku bertubi-tubi. Perlahan tapi pasti, aku mulai merubah posisiku untuk terlentang di ranjang sehingga tubuh mungil Acha dengan mudah naik diatas tubuhku.

Aku rasakan perutku mulai basah dengan cairan yang mulai menetes dari vagina Acha. Karena dari tadi dia sudah tidak memakai celana dalam sehingga saat duduk diperutku, aku merasakan betapa halus bulu-bulu di selangkangan gadis ini. Tanganku mulai membelai punggung dan tengkuk Acha, sehingga hal itu membuat birahi Acha mulai terkoyak.

Dari mulutku Acha mulai merambat kebawah, menjilati puntingku hingga membuat darah aku berdesir dengan kencang.

“Acha.. Geli sayang.. ” aku merintih.

Acha sepertinya semakin bernafsu mendengar rintihan aku, dan semakin berani saja gadis ini memainkan lidahnya disekitar perutku. Tubuhnya semakin kebawah dan sampailah wajah nya di atas selangkanganku, dengan satu gerakan saja, celana adidas yang aku kenakan langsung tertanggal.

“Mas.. Aku suka kontol kamu.. Gila besar sekali” puji Acha dan setelah itu langsung saja mulutnya yang tipis mulai mendarat di kontolku.

“Oohh.. ” aku merintih dan mnggelinjang saat mulut Acha mulai melahap kontolku yang sudah mulai mengencang. Sesekali tangan yang lentik mengocok kontolku.

“Aaow.. Sakit sayang” jeritku saat giginya mengenai kepala kontolku.

Aku hanya menikmati jilatan, hisapan dan kuluman bibir Acha yang tipis sembari aku menengok kebawah melihat Acha yang lagi asyik mengoral kontolku. Duh alamak, ini gadis kok jago banget oral sex nya. Awas ya aku balas nanti kalo gadis itu sudah puas menghisap kontolku. Disaat aku membayangkan apa saja yang bakal aku lakukan dengan gadis kecil ini, tiba-tiba Acha bangkit dari selangkanganku dan berdiri.

“Mas. Acha sudah nggak tahan.. Aku masukin ya?” tanya Acha sambil melepas kontolku dari mulutnya.

“Acha, Mas tidak mau, jika kamu masih virgin,” aku berusaha jelaskan masalah prinsipku tentang keperawanan seseorang.

“Mas, Acha ingin banget.. Acha sudah pernah lakukan kok sama pacarku” jelas Acha tidak mau kalah.

“Kamu serius..?’” tanyaku bingung.

“Percaya sama Acha Mas, aku sudah tidak virgin kok,” sambil berkata seperti itu, Acha langsung berdiri diatas tubuhku. Tangannya yang lentik memegang kontolku yang berdiri kencang untuk diarahkan ke memeknya

Bless.., suara kontolku mengoyak vagina Acha.

“Ughh, Mas..” kepala kontolku langsung membuka lubang sempit di selangkangan Acha.

“Gila, enak sekali punya Mas.. aakkh” Acha menggerinjang sembari mulai berusaha memasukkan seluruh kontolku.

Aku merasakan lubang surgawi milik Acha sangat sempit sekali, sehingga aku merasakan sesuatu yang menjepit kontolku.

“Mas.. mentok nih, gila banget.. padahal belum masuk semua..” rintih Acha.

“Gila Mas punya kamu panjang.. Eenaak Mas” rintih Acha.

Beberapa kali Acha menggerakkan tubuhnya naik turun, tiba-tiba Acha mulai mempercepat pergerakkannya diatas tubuhku yang naik turun.

“Mass.. Achaa.. Mau.. Daapett.. Maass..” rintih Acha.

Karena memang kontolku tidak bisa masuk seluruhnya (hanya menyisakan 2 cm saja), sambil bergerak naik turun tangan Acha berusaha menahan tubuhnya dia tas dadaku.

“Mas.. Aaampunn.. Akuu nggak tahan lagi..” rintih Acha.

“Mas.. Dandy.. Acha kee.. luuaarr..” bersamaan dengan rintihan panjang Acha sesuatu aku rasakan menyiram kontolku.

Sssurr.., cairan yang terasa banyak membasahi selangkan aku.

Tubuh Acha langsung terkulai lemas dengan permainan tadi sehingga dia terlentang sambil menutup mata, merasakan sisa-sisa kenikmatan yang sudah diraihnya. Tanpa memberi nafas sedikitpun, aku mulai membungkuk di atas dada gadis yang masih belia ini. Dengan sentuhan yang penuh perasaan, lidahku mulai memainkan puntingnya yang masih mengencang besar. Aku berusaha membangkitkan gairah Acha yang sudah mulai terkulai lemas.

“Mas.. Kamu hebat.. Ughh,” pujian Acha tidak sampai selesai karena gigiku yang nakal mulai menggigit punting Acha dengan mesra. Aku membiarkan kedua tangannya menggapai kepalaku yang sedang asyik menikmati puntingnya yang kencang. Maklum, Acha tergolong cewek yang tidak mempunyai payudara sehingga puntingnya lebih dominan.

Semakin lama, mulutku yang liar mulai membalas perlakukan Acha saat mencumbui aku sebelumnya. Sesekali tubuhnya yang kurus menggelinjang hebat saat aku mainkan pusar perutnya dengan lidahku, hal ini membuat kedua pahanya terbuka lebar.

Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, wajahku langsung menangkap bongkahan daging dengan rambut yang begitu halus. Dengan satu kali gerakan, kedua tanganku sudah bisa mengunci kedua pahanya diatas pundakku.

“Mmas.. Gelii.. Ampun.. Ooohh,” Acha hanya bisa merintih saat klitorisnya aku mainkan dengan lidahku. Sesekali aku mencium bau wangi bekas cairan Acha yang sudah keluar saat permainan pertama.

Dan hal itu menambah birahiku untuk melumat habis seluruh cairan yang mulai meleleh kembali dari memekya. Sesekali pinggul Acha yang mungil ikut terangkat keatas, mengikuti hisapan mulutku di selangkangannya. Beberapa saat kemudian..

“Mas.. Ammpun.. Aku mau keluar laagi.. Mmass” kedua tangan Acha membenamkan wajahku dalam-dalam diantara kedua pahanya. Bersamaan dengan itu pula cairan putih meleleh dengan deras dari ujung memekya. Dengan sedikit liar, aku minum semua cairan yang keluar dan aku jilatin sampai bersih kembali tanpa ada cairan sedikitpun.

“Capek sayang.. ” tanyaku.

“Kamu benar-benar gila Mas.. Hebat banget kamu,” puji Acha.

Belum selesai dia memeujiku, aku langsung mengangkat tubuhnya yang langsing dan sedikit kurus. Sekali angkat tubuhnya langsung berhadapan dengan tubuhku, dengan cekatan kontolku aku tancapkan ke memek Acha,

“Mmas.. Aduh.. Kamuu benar-benar nakal..,” kata Acha manja.

Kedua tangan Acha menggelayut dileherku sedangkan kedua kakinya mengunci pinggulku, sehingga hal ini memudahkan kontolku menerobos masuk di memeknya.

“Slep.. Slep.. Slep.. ” terdengar kontolku bergerak keluar masuk lubang Acha. Kedua tanganku menahan bongkahan pantat Acha yang tidak begitu besar, untuk memudahkan pergerakan keluar masuk kontolku. Karena tubuh Acha yang ringan memudahkan aku untuk berhubungan sambil menggendong Acha.

Posisi ini aku pertahankan sampai, Acha orgasme yang ketiga kalinya.

“Mass.. Aku.. Keluar lagi.. ” sambil berkata demikian Acha berusaha mendekap tubuhku erat-erat sedangkan tubuhnya tidak bisa mendekat tubuhku karena memang terganjal kontolku yang panjang.

Disaat tubuh Acha turun dari gendonganku, aku sedikit mendorong tubuhnya untuk menghadap ke dinding. Sambil aku bisikan kata yang mesra di telinganya

“Akan kuberikan semua kenikmatan malam ini” rayuku.

“Mass..” desah Acha.

Kaki Acha aku buka lebar, sehingga memudahkan aku untuk penetrasi melalui belakang.

Bless.., kontolku kembali menghunjam lubang Acha yang masih terengah-engah. Kedua tanganku memegang pinggul Acha dari balakang, sehingga memudahkan aku untuk bergerak maju mundur. Kedua tangan Acha menahan tubuhnya di dinding kamar.

“Mas.. Eennakk sekali.. ” rintih Acha.

“Kamu memang.. Jagonya Mas.. Uuuhh,” berkali-kali Acha merintah tetapi hal itu tidak menghentikan permainan aku yang semakin gila saja. Setelah puas dengan posisi seperti itu, dengan memeringkan tubuh Acha yang masih berdiri, aku angkat kakinya satu sehingga aku bisa memasukkan kontolku dengan leluasa.

Crek.. Crek.. Crekk.., suara kontolku yang sudah mulai dibasahi oleh cairan Acha yang begitu banyak meleleh, sampai menetes di pahaku.

“Mas.. Kamu.. Pandai sekali membuatku melayang.. Aaahh.. Uuuhh”

“Sayaang.. Aku.. Nggaa.. Tahann..” untuk yang kesekian kalinya memek Acha mengucurkan cairan putih pekat dikontolku.

Setelah aku puas, akhirnya aku membopong tubuh Acha dan meletakkan di pinggir ranjang. Kali ini aku melakuakn doggie style, aku semakin bergairah untuk bermain dengan beberapa variasi dalam bersetubuh.

“Hekk..” muka Acha dimasukan dalam-dalam diatas bantal ketika kontolku menghujam kesekian kalinya.

“Oohh.. Acha.. Punya kamu asyik banget..” puji aku.

Sambil menggerakkan maju mundur tubuhku dibelakang tubuh Acha, aku melihat jelas kucuran keringat dari tubuh kami berdua. Sampai akhirnya Acha menjerit panjang dibarengi kedua tanganya meremas sprey hotel dengan kencang.

“Mass.. Aaammppunn..” gigi Acha menggigit bantal dengan kencang.

“Aku juga mau keluar sayang.. Acha..?” aku mendesah kenikmatan

“Ooo Acha.. Mau dikeluarin dimana.. aakhh,” aku bergerak semakin cepat memasukkan kontolku.

“Di dalam aja sayang.. ” pinta Acha.

“Jangan aku nggak mau.. Cepet sayang aku sudah mau keluar nih..” desahku.

“Achaa.. Aaakhh” aku segera melepas kontolku dari memek Acha dan dengan seketika membalikkan badannya hingga mulutnya pas didepan kontolku.

Bagaikan di film-film BF yang pernah aku lihat, Acha langssung melumat habis kontolku.

Crutt.. Crut.. Crut.., entah berapa kali semburan spermaku dalam mulut Acha, aku hanya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Semburan demi semburan, Acha seperti tidak mempedulikan lagi. Gadis itu tetap mengocok, mengulum dan menghisap dalam-dalam kontolku. Terlihat jelas spermamu menetes kelaur dicelah bibirnya yang mungil dan belum sampai jatuh, lidahnya berusaha menjilat kembali.

“Mmm.. Aku suka sekali sperma kamu Mas..” kata Acha sambil menelan seluruh spermaku yang sudah keluar.

Sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di kontolku,

“Ma kasih Mas.. Kamu memberikan apa yang selama ini aku impikan” kata Acha.

“Selama ini pacarku tidak pernah memberikan ini semua, asal dia sudah keluar ya sudah tanpa harus mikirin aku” jelas Acha.

Malam itu kami tidur berpelukkan sampai pagi dengan keadaan telanjang bulat, aku sudah tidak ingat lagi berapa kali memberikan kepuasan terhadap Acha. Akan tetapi yang membuat diriku bangga adalah, aku bisa memberikan kepuasan kepada pasanganku. Karena buat aku sex bukan milik pria seorang tetapi milik kedua pasangan yang melakukkannya.

Paginya Acha membangunkan aku tepat pukul 06.00

“Mas.. anter aku ke terminal ya, aku harus balik nih,” pinta Acha.

“Oke, yuk kita segera bersiap-siap” ajakku.

“Mas, kamu janji ya berikan aku seperti ini setiap aku mau,” kata Acha.

“Iya sayang, selama kamu mau.. Aku akan berikan” jawabku penuh harap.

Sambil berkata demikian kita berdua menuju kamar mandi untuk mandi bersama. Dan di kamar mandi, untuk sekali lagi kita melakukan hubungan sex yang sangat fantastis di bawah guyuran shower. Dan entah berapa kali Acha mereguk kenikmatan saat itu. Yang pasti hari itu begitu hebat permainan yang aku lakukan denagn Acha.

Setelah siap, aku check out dan meluncur kearah terminal Bungurasih.

“Kamu hati-hati Acha” sambil aku kecup keningnya.

“Terima kasih Mas buat permainan semalam dan tadi pagi” kata Acha berterima kasih.

“Kamu memang luar biasa Mas” puji Acha.

Akhirnya tubuh Acha yang semampai bergegas meninggalkan mobilku untuk menuju ke antrean bus menuju kota K. Lambaian tangannya berkali-kjali melambai seiring dengan tubuhnya yang hilang ditelan keramaian terminal.

TAMAT

Cerita Dewasa Mama Binal Nia 11

Cerita Dewasa Mama Binal Nia 11

cerita seks mama

 Cerita Dewasa Mama Binal Nia


Saat malam segera tiba, seorang lelaki berkemeja biru dan seorang wanita yang mengenakan blus hitam sedang bertengkar di sebuah restoran, di sepasang kursi kayu dan dipisahkan oleh meja bundar... Sang pria tampaknya sedang begitu emosi dengan sang wanita. Sementara sang wanita tampak hanya membela dirinya. Cek-cok mulut pun keluar dari mulut keduanya

“Kamu itu yaa ran?! Aku heran kenapa kamu mutusin aku begitu saja?! Padahal, udah banyak hal yang aku korbanin demi cintaku padamu rani, termasuk keluargaku sendiri...kamu tahu itu kan ran!” haris amat emosi hingga hingga menunjuk-nunjuk rani, kekasihnya

“Iya mas, aku ngerti, aku paham, tapi aku gak bisa nunggu terlalu lama gini juga mas, tanpa kejelasan status. Kamu lama banget sih cerain istri kamu itu..., Apa jangan-jangan lama begini karena kamu sebenernya masih suka sama dia ketimbang aku, begitu mas haris?!” ucap rani memelototi haris

“Iya aku mengerti banget kok maunya kamu rani... , tapi untuk urusan cerai kan gak segampang itu. Aku mohon kamu ngerti dan mau nunggu sampai urusan ini selesai” haris memohon dengan nada meninggi.

“Yaudalah mas, cukup sampai di sini aja hubungan kita yang tidak jelas ini. Kamu mau atau gak cerain istri kamu sekarang, itu urusan kamu. Mending aku nyari laki-laki yang statusnya udah jelas saja...” rani beranjak pergi

“Tapi rani?! Ran?! Rani! Raniii!” teriak haris berdiri melihat rani meninggalkannya.

“Gubbbbraakkkkkkkkkk” kesal haris menggertak meja.

Haris, lelaki yang statusnya masih beristri itu tampak berkeringat setelah meluapkan kekesalan dan emosinya. Wajah tampak linglung setelah tahu hubungannya dengan rani, selingkuhannya, harus berakhir. Telapak tangannya memerah usai menggertak meja kayu restoran tempat dia baru berencana akan makan malam. Dibuat kacaulah pikirannya sekarang karena sang kekasih gelap, rani, baru saja mengakhiri hubungan dengannya. Di sisi lain, rumah tangganya sudah di penghujung jalan, tinggal menunggu proses penyelesaian perceraian dari dirinya atau sang istri. Namun, haris sendiri belum juga memprosesnya. Dia justru diambang kebingungan yang luar biasa, melanjutkan atau mengakhiri saja hubungan dengan istrinya. Tapi apabila harus mengakhiri, apalah gunanya, sedangkan wanita yang diimpikannya untuk segera dinikahi baru saja meninggalkannya.

“Huuuuhhhh... hhaduuh.. sekarang musti gimana ini, segalanya sudah jadi kacau sekarang” ucap haris sambil mengusap-ngusap rambutnya yang berkeringat

Beberapa saat kemudian, haris memanggil pelayan pria di restoran itu. Pelayan pria yang sedang berdiri tidak jauh darinya lekas menghampiri. Kemudian haris mengambil dompet di saku belakang celana panjangnya yang berwarna coklat. Ia ambil secarikk uang kertas berwarna biru. Dikasilhlah uang itu kepada pelayan restoran tanpa meminta kembalian karena haris berencana buru-buru pergi meninggalkan tempat tersebut. Selesai memberikan uang, barulah haris pergi tempat yang membuatnya begitu pusing.
Sepanjang perjalanan sambil fokus menyetir haris memikirkan nasibnya sekarang yang terombang-ambing tidak jelas. Wanita yang ia cintai sudah pergi. Sementara keluarga yang satu-satunya bisa diharapkan sudah berantakan akibat ulahnya. Selain itu, ia juga tidak tahu dimana keberadaan nia, sang istri, dan bayu, putranya. Dia pun bertanya-tanya apakah ia bisa memulai lagi semuanya dari awal dan apakah nia mau menerimanya kembali.

#################


“Nia... kamu mau makan malam apa sama bayu?” mira menyahut sambil membuka pintu kamar nia dan bayu tanpa mengetuk terlebih dahulu

“Treeeeeeppppppp” pintu membuka

“Ih bayu ih... kok kamu masih nete sih sama mamanya, kamu kan udah gede ...bukan dede bayi lagi... Ih malu ihhh .....” ucap mira memergoki bayu sedang menghisap puting mamanya.

Nia tahu dipergoki kakaknya langsung mendorong bayu dan menutup sepasang buah dadanya dengan menarik taling kutang dasternya yang ia turunkan. Pertama ia tarik daster bagian kanannya, baru yang kiri. Sementara bayu setelah terpergok, ia terdiam. Ia memalingkan wajahnya yang malu dari sang mama dan tantenya. Tak hanya itu juga memejamkan matanya dan berusaha mencoba tidak mendengar suara-suara tentang dirinya yang baru saja dipergoki masih menetek.

“Iya nih kak, si bayu masih netek sama aku aja padahal udah bukan bayi lagi yaa...gak malu apa” ucap nia beranjak berdiri menimpali ucapan mira

“Kamu juga sih dek, kok dikasih aja bayu netek sama kamu?” tanya mira menghampiri adiknya

“Ya mau gimana kak, bayu tadi itu merengek terus kalo gak dikasih. Aku iba juga kan ujungnya sebagai seorang ibu” tanggap nia menatap kakaknya sambil sama-sama melihat bayu yang memalingkan wajah dari dirinya

“Yaudah yaudah sekarang mending bayu bangun gih. Tapi lain kali jangan diulangi ya.. kamu kan udah gede. Gak malu apa kalo sampai ketahuan sama-sama temen kamu kalo kamu masih netek sama mamanya” mira mencoba menyahut bayu yang tampaknya ngambek

Tante miranya mencoba memberi pengertian. Namun, bayu tidak memberi respon sama sekali. Malah ia menutup muka dan kepalanya dengan bantal kepala yang ada di kasur. Kedua tangannya memeluk guling. Ia hanya membisu. Nia lalu mendekati bayu sambil mengelus pundak puteranya itu dengan lembut.

“De,,,,makanya ya udah yuk. Lain kali jangan diulangin yaa.. masa anak mama yang udah gede dan mau dewasa ini masih netek. Ade..... Udah yukk.. sekarang kita keluar. Tante mira mau ngajak kita makan malam tuh...iya kan tante mira?” ucap nia menenangkan putranya seraya mengelus punggungnya

“Iya nih bayu,...ayo bayu bangun gih.. kita makan malam sama-sama yuk” bujuk mira kepada keponakannya
Tak ada respon dari bayu, Nia dan mira memutuskan pergi meninggalkan bayu di kamar sendirian. Keduanya merasa kalau anak yang sedang ngambek lebik baik didiami saja, nanti juga baikkan lagi. Kemudian Kakak-beradik ini berjalan bersama menuju arah dapur. Mereka ingin memasak sama-sama untuk makan malam sambil menikmati suasana kebersamaan hubungan saudara kandung.

Ditinggal sang mama dan tante, bayu masih menutup kepalanya dengan bantal. Anak itu tidak sadar kalau mama dan tantenya sudah tidak ada di kamar. Dalam hatinya dalam-dalam ia sungguh kesal dengan sang tante yang menganggu dirinya yang sedang menetek sama sang mama. Padahal, bocah yang sebentar lagi memasuki usia abg itu amat menikmati setiap hisapan dan lumatan pada puting sang mama. Malahan pula penisnya juga ikut berdiri. Makin nikmat saja suasananya. Namun, kalau tahu jadi begini, bayu jadi ingin kembali seperti bayi lagi. Biar menetek sama mamanya bisa dimaklumi. Tidak sadar menutup kepalanya terlalu lama, anak itu tidak sengaja tertidur.

############

Di rumahnya yang amat sederhana dan penuh kesendirian tampak ada yang menemani, pak broto sedang berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Serius sekali sepertinya, hingga urat-urat kepalanya tampak terlihat.

“Jadi gimana ini pak? Gak ada lagi deh yang bisa muasin nafsu kita yang gak ada habisnya ini” keluh pak broto yang tampaknya begitu lesu

“Pak broto juga sih bego. Bapak gak bisa awasin ketat apa, diapain kek pak. kalo udah begini, bingung deh kita kan jadinya kehilangan mainan” sahut pak arso yang tampak kesal ditelepon pak broto

“Yaa mau gimana pak sekarang. Saya soalnya habis pertarungan malam itu cape banget pakk, sumpah. Bawaan ngantuk mulu... terpaksa deh saya bawa tidur” balas pak broto memberi alasan

“Panteess pakkk pak....dasar si bapak ini. Bapak gak tahu apa, saya malah bisa ngantor pak. Berarti stamina saya oke oke aja kan, gak ada masalah? Kenapa bapak sendiri yang kecapekan. Yaudah masalah nia ini nanti aja kita bicarain lagi” ucap pak arso

“Yaah pak arso enteng banget jawabnya. Mentang-mentang ada istri huh... Besok bisa ketemu gak pak? kan libur tuh hari sabtu” tanya pak broto

“Gak bisa, besok saya ada janji sama orang.di luar kota selama dua hari”

“ohh gitu yaa pak. Yaudah deh saya ttutup teleponnya” pak broto mengakhiri pembicaraan.
Pak broto begitu lesu usai mandi yang seharusnya orang malah segeran. Dia begitu setelah tahu nia, wanita yang memuaskan nafsunya selama di rumah pergi tanpa pamit alias kabur. Tahu begitu, dia jadi menyesal mewujudkan fantasi seksualnya dengan mengajak pak arso untuk threesome. Lelaki yang sedang berbalut handuk tersebut menghela nafas panjang,

“bego......bego....”

###############

Di atas ranjang yang tak pernah ditempatinya, bayu terbangun. Ia tak sadar telah tertidur setelah menutup kepalanya dengan bantal. Matanya yang masih belekkan dan tampak sayu mencoba membuka lebar-lebar. Dan ternyata, di hadapannya ia melihat bagian belakang tubuh mamanya yang hanya mengenakan daster yang memanjang sampai setengah paha sang mama. Entah kapan mamanya sudah satu ranjang dengannya. Kemudian, dia lihat rambut panjang hitam mamanya yang terjuntai di atas kasur dan juga tengkuk, serta punggung mamanya yang putih mulus terbentang bebas. Yang paling menarik dari segalanya ialah pantat sang mama yang padat dan seksi di mata anak itu. Belum lagi paha mamanya yang putih dan terawat ingin sekali bayu merabanya.

Tak puas hanya melihat, bayu mengucek-ngucek matanya. Ia perlahan menggeser tubuhnya dan mendekati sang mama yang tertidur di sampingnya. Pandangan pertamanya tertuju pada punggung mamanya yang terbuka bebas. Ia dekati wajahnya kepunggung sang mama, kemudian ia cium dan terciumlah harum sabun yang ia pakai ketika mandi. Cukup lama ia mencium punggung sang mama hingga berpindah-pindah bagian, termasuk tengkuk sang mama. Kemudian setelah itu ia sedikit membangunkan badannya untuk mencoba melihat pantat dan paha sang mamanya dari dekat. Benar-benar sintal dan mulus paha sang mama. Sebenarnya ia ingin meraba, tapi khawatir mamanya akan terbangun, bayu mengurungkan niatnya tersebut. Ia merasa cukup melihat saja. Dan,

“Pantes aja tuh bapak-bapak mesum pada doyan sama mamaku ckckck ” ucap bayu menggeleng kepalanya melihat paha dan pantat sang mama.

Tidak puas sampai disitu, bayu mencoba memeluk sang mama dari belakang. Ia dekatkan tubuhnya yang berbalut piyama dengan sang mama. Ketika bersentuhan, bayu merasakan begitu hangat tubuh mamanya. Penisnya pun ikut berdiri. Kemudian saat mamanya yang sedang berbaring menghadap ke kanan membuat tangan kirinya ingin meraba payudara sang mama. Perlahanlah tangan kiri anak itu menjamah buah dada mamanya. Ia pegang bukit kembar yang terbungkus terbungkus daster itu pelan-pelan,

“nyett nyett nyett”

“gede dan kenyel banget tete mama ya...uhh” pikir bayu dalam benaknya

Dia gatal ingin meremas sebetulnya, namun tidak berani. Ia lebih memilih meraba dan sedikit meremas pelan saja sambil menggesek-gesekan penisnya naik turun di belahan pantat mamanya. Alhasil, penis anak itu jadi makin mengeras. Nafasnya pun terengah-engah.

“Uhh maa...uhhh mama mau gak bayu entot maa..” pikir bayu sambil menggesekkan pelan penisnya di pantat sang mama.

Sedang enak menikmati, tiba-tiba mamanya bergerak, posisi tubuhnya yang tadi menghadap ke kanan berubah menjadi terlentang. Bayu sempat terkaget. Buru-buru ia bergeser sedikit jaraknya dengan sang mama. Nafasnya menderu. Mata anak itu melotot khawatir jangan-jangan sang mama tahu apa yang baru saja ia lakukan. Ia lalu menunggu sejenak sambil memastikan situasi aman.

Setelah merasa aman, kemudian ia bangun dan mengambil posisi duduk di atas kasurnya. Ia pelototi tubuh sang mama yang sedang terlentang di hadapannya. Benar-benar ia tak kuasa melihat payudara mamanya bulat dan besar itu. Belahannya pun terlihat di balik dasternya dan juga puting sang mama yang juga menyembul keluar.

“uhhh pengenn nete lagii nih aku, tapi nanti mama kebangun lagi..., Beruntung banget sih bapak-bapak itu ya... bisa sepuasnya menikmati susu mamaku udah gitu mereka bisa entot juga, sedangkan aku?” bayu menyorot tajam seluruh jengkal tubuh sang mama.

Terpaku pada sang mama begitu serius, tiba-tiba saja sang mama melihat sang anak sedang terduduk di dekatnya.

“Eh bayu? Kamu udah bangun de?” nia mengucek-ngucek matanya.

“eh Iya nih maa...” singkat bayu terkejut

“Kok kamu diem gitu kenapa?” tanya nia penasaran pada sang anak yang sedang memperhatikannya

“Emmm maa... bayu boleh memohon sesuatu gak?” ucap bayu pelan-pelan khawatir mamanya marah

“mohon apa malam-malam begini?” sontak nia menjawab

“Bbb....bayuu mau netek lagiii boleh ggg...ggaakkk?”

“Apaa?! Gak ada, gak ada... kamu gak boleh nete lagi de... kamu itu udah geede. Masa gak ngerti juga sih dibilangin. Kamu gak malu apa sama temen-temen kamu. Kamu mau temen-temen kamu tahu kalo kamu masih nenen sama mamanya?! Enggakkan?! Apa jadinya kalo mereka tahu. Lagipula, mama kan udah bilang tadi de, aduuuhh kamu inii .....!” ucap nia dengan nada tinggi memelototi sang anak

“tttt...tapi ma aku kan kepengen?” bayu menimpal

“Udah...udah... mending kamu mending tidur sekarang. Besok kamu sekolah kan? dan harus bangun pagi. Udaahh sana tidur!” perintah keras sang mama kepada putranya

“Maa...?” muka bayu pucat

“tidur de! tidur!” nia menggertak

Bayu yang dimarahi sang mama mau tak mau tidur kembali. Ia berbaring membelakangi sang mama. Wajahnya tak lagi melihat tubuh ibu kandungnya. Ia palingkan wajahnya setelah dimarahi. Sebenarnya bayu amat kecewa dengan jawaban mamanya tersebut. Ia hanya heran saja kenapa mamanya menetekinya saja boleh. Kalau alasan malu sudah besar, itu kenapa bapak-bapak yang sudah dewasa boleh menetek sama mamanya. Ia merasa tidak diperlakukan secara adil oleh mamanya.

“Kok mama gitu sih. Aku kok gak boleh netek.. alesannya inilah.. itulahh.. aku udah gedelah... Itu para bapak-bapak yang umurnya udah kelewat gede kenapa pada boleh? Ini kan gak adil. Padahal itu mamaku juga. Emangnya salah dan gak boleh seorang anak menetek sama ibunya. Bukannya udah seharusnya kan? Yang gak boleh itu ya para bapak-bapak itu...” amat kesal bayu dalam hatinya sebelum tidur kembali.

Bayu sungguh kesal dengan sang mama dan juga para bapak-bapak mesum yang sudah meniduri mamanya karena kondisinya yang kepalang tanggung. Ya, penis anak itu berdiri sejak meraba sang mama. Namun, mamanya tidak mengizinkan bayu bertindak lebih jauh. Pada akhirnya ia biarkan penis itu berdiri dan tetap mengeras. Akan tetapi, anak itu perlahan-lahan tidur kembali. Matanya pelan-pelan ia pejamkan. Mulut brserta bibirnya ia rapatkan. Tangannya tidak memeluk guling karena dipakai sang mama. Malam yang tidak diketahuinya jam berapa itu membuat bayu tertidur pulas lagi.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Mas jodi, anter sampai sini aja ya.. Nanti pulangnya mau dijemput apa pulang sendiri?" tanya jodi, sepupu bayu

"Iya gapapa kok mas, sampai sini aja aku dah terima kasih. Emmm pulang sendiri aja deh mas" sahut bayu

"Memangnya kamu tahu jalan pulangnya?" tanya jodi heran

"Tahu kok, nanti tinggal aku bilang aja sama tukang bajaj hehe"

"Ohh oke deh kalo begitu. Mas jodi balik dulu. Kamu belajar yang rajin bayu.... daahhh" pamit jodi

"Iyaa hati hati di jalan mas"

Bayu baru saja diantar oleh Jodi dengan menggunakan motor bebek ke sekolah. Anak itu berangkat pagi-pagi hingga jodi yang gemar bangun siang harus rela mengantarnya. Bagi bayu, tidak begitu masalah jarak antara rumah tante mira dengan sekolahnya. Hanya saja persoalan semalam itu terus menghantui pikirannya. Gara-gara mas jodi yang bernafsu sama tante mira, bayu jadi ikut-ikutan nafsu sama mamanya. Anak itu menjadi serba salah. Jika mengingat kejadian semalam dengan sang mama, penis anak itu suka mengeras. Itu yang terjadi selama bayu mengikuti pelajaran di sekolah. Saat guru mengajar pikirannya selalu terbawa ke sana. Tidak heran ketika gurunya bertanya bayu tidak menjawab. Ia terkesan tidak menyimak sang guru ketika mengajar. Maka, ia mencoba melupakannya dengan mengobrol bersama kawan-kawan. Namun, meskipun begitu tetap saja apa yang yang dilakukannya semalam selalu teringat.

Pulang sekolah, Bayu yang sesuai ucapannya seharusnya naik bajaj untuk pulang ke rumah tante mira malah ngalor-ngidul, berjalan kaki tak tentu arah. Ia melihat sekeliling jalan yang ia lalui. Ternyata bayu masih memikirkan apa yang dilakukannya kepada sang mama semalam. Ia merasa jalan satu-satunya penyelesaian ini yaaa.. benar-benar bisa bersetubuh dengan mamanya. Kalau tidak, pikiran tersebut bakal terus menghantui. Tapi, dia bingung bagaimana caranya. Kalau berbicara polos langsung, tentu sang mama akan sangat marah besar. Hhhmmmm,...

"Bang...bang... bajaj...." bayu menyetop bajaj kosong yang lewat

"ttrreteteettttttttt... tetettttt" bajaj berhenti di depan bayu

"Mau kemana ya de?" tanya supir bajaj

"Emm nanti aku kasih tahu jalannya deh bang"

"Ohhhh...yaudah ayo masukk aja" balas supir bajaj sambil membukakan pintu bajajnya

Bayu pun naik bajaj yang warnanya biru dengan bermodalkan uang yang dulu pernah diberikan papanya. Sepertinya ia lekas langsung pulang ke rumah tante mira. Hanya saja, ditengah perjalanan, jalanan yang ditunjukinya kepada supir bajaj berbeda dengan arah jalan ke rumah tante mira. Mungkinkah bayu tersasar. Namun, dari gelagat dan raut muka anak itu ia begitu yakin sekali mengarahkan supir bajaj.

"..........nah habis ini nanti ke kiri yaa bang" bayu menunjuki arah

"Iyaa de..."

Cukup lama bayu menaiki bajaj. Hebatnya, anak itu tidak tersasar. Hanya saja, bukan rumah tante mira tujuannya. Berhentilah bayu di sebuah tempat yang pernah ditinggalinya. Tempat yang sebenarnya menyisakan kenangan buruk. Entah ada urusan apa ia kesana. Kemudian setelah membayar uang secukupnya kepada supir bajaj, bayu dengan ransel dipundak masuk ke area rumah yang cukup luas itu. Ia berjalan dengan cukup santai.

#############

Nia seorang diri di kamar menggunakan daster yang ia pakai semalam, tampak ia sedang merapikan dan melipat bajunya di atas ranjang dengan wajah sedikit murung. Ternyata ia sedang berpikir sampai kapan ia akan ada di rumah kakaknya. Ia merasa segala hal yang dialaminya membuat dirinya benar-benar pasrah melalui lika liku kehidupan. Dia tidak tahu harus kemana dan berbuat apalagi. Mungkin cuma bayu yang menjadi alasan satu-satunya nia agar selalu semangat memperjuangkan hidup meski harus berpindah-pindah ke sana kemari.

Namun di tengah ia melamun, ponsel yang jarang ia pergunakan berbunyi. Lekas ia ambil ponsel tersebut yang terletak di dalam tasnya. Ketika hendak mengangkat, nia tidak mengenal nomor yang menghubunginya. Tapi, dia mencoba mengangkatnya.

"Halo, siang... dengan siapa ya?" tanya nia

"Iyaa, siang juga nia sayang... kamu apa kabar di sana hehe?"

"Sayang? Saya berbicara dengan siapa ya ini?" tanya nia agak terkejut

"Masa kamu lupa sihh, saya kan yang memberi kamu tumpangan selama kamu kabur dari rumahmu..." jawab pak broto

"Hah?! Pak broto?! Ada apa bapak berani telepon saya?! Bapak tahu nomor saya dari mana?! sahut nia lantang

"Jangan marah dong sayang, mentang-mentang kamu sekarang udah gak dirumah saya..ckckck. Masalah saya tahu dari mana nomor kamu, itu bukan urusan kamu. Yang jelas, saya cuma mau kasih tahu kalo sekarang bayu ada di rumah saya hehe..." tawa pak broto

"Bayu di rumah bapak?!" nia kaget

"Iya nih sayang, kamu mau gak anak kamu yang tersayang ini bapak... emmmmmm apain yaah bagusnya? Hehe..." nada pak broto seperti mengancam

"Jangan pak!... jangan berani lukai bayu sedikitpun!... kalo bapak berani lukai bayu bapak berurusan sama saya!" Nia mengancam balik

"Wah enak dong berurusan sama kamu hehe.., Yaudah, yang jelas kalo kamu mau anakmu gak kenapa-kenapa. Kamu main kesini dong.. bapak kangen sama kamu nihh sayang..."

"Maksud bapak apa?!" nia menggertak

"Emm kamu ke sini, terus bawa daster kamu yang seksi itu sayang...."

"bapak jangan macem-macem yaa....." ucap nia keras

"Yaudah kalo kamu maunya begitu, jangan harap kamu bakal ketemu putramu yang tersayang lagi. Nih kamu denger suaranyaaa........"

"Mamaa....maaaaaaa tolonggg bayuuuu maaa maaaa............" teriak bayu merengek

"Bayuuuuuuuu..........." sahut nia mendengar jeritan sang anak

"Bagaimana hehehe? Bener nih kamu gak mau ke sini?" ucap pak broto tertawa

"oke pak broto saya bakal kesana, tapi satu permohonan saya, tolong jangan lukai bayu sedikit pun...saya mohon" mohon nia dengan panik

"Iyaaa tentu sayangg,...., kamu juga jangan bawa polisi ke sini yaa..cup cup cup. Pasti kamu khawatir banget yaa sama anak kamu....."

Nia langsung menutup sambungan ponselnya. Dia berpikir dan mengambil nafas sejenak setelah apa yang dia baru saja dengarkan. Kemudian, ia bergegas mengambil tas tentengnya berwarna hitam dan memasukkan sebuah daster berwarna putih yang pernah ia kenakan ketika bersetubuh dengan pak broto. Setelah itu, ia mengganti daster yang sedang ia kenakan dengan blus berwarna merah dan celana jins biru. Barulah kemudian dia berangkat tanpa berpamit kepada kakaknya, mira. Ia juga kesana terkesan sangat tergesa-gesa hingga menggunakan sandal rumah sang kakak. Setelah berada di luar rumah kakaknya, nia buru-buru mencari bajaj. Tak lama bajaj berhenti di depannya. Lekas naiklah perempuan itu tanpa membuang-buang waktu lagi.

############ 

Uhh mana nih si niaa... putranya udah aku sekap di belakang nih heehehe.....” girang pak broto

Tak lama, laki-laki itu melihat bajaj berhenti di depan perkarangan rumahnya yang luas. Giranglah hatinya. Kemudian ia berencana menyambut nia di depan rumahnya yang amat sederhana. Ia berjalan keluar dengan hanya memakai sarung dan membiarkan tubuh bagian atasnya terbuka bebas, tanpa takut masuk angin.

“Haloo nia sayanngg apa kabar kamuu.......” pak broto berjalan menyambut nia dengan mencoba memeluk

“Gak usah peluk-peluk pak....yang jelas sekarang mana bayu” kesal nia

“Ohh sabar dong, kalo kamu mau tahu dimana bayu kamu musti layanin bapak dulu sayanggg” pak broto masih berusaha memeluk

“Udah pak jangan peluk-peluk dulu” gerutu nia

Pak broto lalu membimbing nia masuk ke rumahnya. Betapa rindunya pak broto terhadap tubuh nia yang padat dan sintal itu. Setelah berada di dalam, di ruang tamu pak broto, nia yang lengah tiba-tiba tasnya dirampas pak broto. “sreeeeeeeeeepppppppppppp”

“Pakkkk janggaaannn diambillll tasss sayaaa.... saya mohon jangaaann......” nia mencoba merebut tasnya kembali
Pak broto terus mengelak ketika nia mencoba merebut kembali. Itu dilakukannya hingga nia pasrah tidak bisa merebut. Kemudian, Lelaki itu membongkar isi tas dan mengambil daster putih nia yang berada di dalam.

“Nih daster kamu sayanggg... mending buru-buru gih kamu masuk kamar sana, ganti pakaianmu, dan siapkan tubuhmu itu sayang hehehe” pak broto mencubit lengan padat niaa..

“Aahhh sakit pakk...” sahut nia ketika dicubit

Nia tidak tahu harus berbuat apalagi di bawah ancaman pak broto hanya menurut saja. Ia segera masuk ke kamar pak broto yang sudah diketahuinya ketika bercinta dengan pak arso dan pak broto. Wanita itu berjalan pelan menuju kamar sambil melihat-lihat sekelilingnya, siapa tahu dia bisa melihat bayu. Namun itu sia-sia hingga ia masuk ke kamar pak broto.

Di dalam kamar pak broto, ia terkejut. Kamar lelaki itu terakhir ia lihat begitu berantakan. Namun sekarang tampak begitu rapi. Bila spreinya dulu awut-awutan, kini rapi sekali pak broto merapikannya. Ada kipas angin yang menyala pula ditaruh pak broto di dalam kamarnya. Tak hanya itu, ada dua botol air mineral dan segelas susu, serta ada sedikit biskuit kering yang di taruh di atas piring kecil yang terletak di meja kamar pak broto. Nia berpikir, tampaknya lelaki itu berniat sekali untuk bersetubuh dengannya.
Di dekat ranjang pak broto, nia lalu mencopot seluruh pakaian yang menutupi tubuhnya. Pertama, ia loloskan blusnya ke atas. Terpampanglah bukit kembarnya yang terbungkus bh berwarna putih. Setelah itu ia turunkan celana jinsnya ke bawah. Terpampanglah paha sintal dan putih mulus miliknya. Selain itu, celana dalamnya yang berwarna putih pun terlihat.

Belum nia mengganti pakaiannya dengan daster, pak broto sudah berada di dalam kamar dengan hanya menggunakan sarung yang dipakainya tadi. Tanpa sepengetahuan nia, Pak broto melihat nia sedang berdiri membelakanginya. Berdegup kencang jantung pak broto melihat nia hanya mengenakan bh dan celana dalam. Penis laki-laki tua itu lantas tegang dan mengeras di balik sarungnya. Nia kemudian tiba-tiba mencopot bhnya pelan-pelan. Ia lepaskan kaitan bhnya yang berada di belakang, lalu ia turunkan satu persatu tali bhnya yang mengganjal di pundaknya. Payudaranya kini terpampang bebas. Selesai melepas bhnya, perlahan-lahan ia turunkan celana dalamnya, dengan mengangkat jenjang kaki kanannya yang iindah terlebih dulu, lalu diikuti dengan kaki kirinya yang amat putih. Murni telanjanglah nia.

Pak broto yang melihat nia sudah bugil, lekas menurunkan sarung yang menutupi bagian bawah perutnya. Kedua tangan lelaki itu meloloskan dengan mudah sarung tersebut hingga jatuh ke bawah. Penisnya yang coklat kehitaman, besar, dan panjang pun tampak terlihat mengacung ke atas. Lalu Pelan-pelan ia mendekati nia yang sedang akan mengenakan dasternya. Kemudian tanpa sepengetahuan nia, ia peluk pinggang wanita itu. Batang penisnya pun menyentuh bokong milik nia.

“ppppleekkk”

“aahhhh .....” nia terkejut

“Gak usah dipakai dasternya sayang.... bapak toh juga udah bugil” bisik pak broto di telinga nia

“geliii pakkk ahh.......” ucap nia

“geliii kenapa?”

“Itu kontolnya di bawahhhh pak......” jawab nia bokongnya bersentuhan dengan penis pak broto

“uhhh iyyaaa, diaa kangen memek kamu sayanggg” balas pak broto memeluk pinggang nia erat

“kangenn tapi ngancem...” timpal nia

“ssoalnya, kalo gak gitu kamu gak kesini nia sayang.....”

Pak broto lalu mencumbu leher nia. Jenjang leher wanita itu ia ciumi dari bawah ke atas. Lidahnya pun juga tak mau kalah untuk menjilati leher nia.

“huuuuummmmm hhhummmm slllllrrrrpppppp”

“Ohhhhhhhhh.....pppak dimana bayuu.......baru kita lanjutin..ohhh” tanya nia dalam desahannya

Pak broto tidak peduli, ia terus menjilati dan mencumbu leher nia karena rindu pada wanita itu, rindu bersebadan dengannya. Pundak nia pun juga ia jilati dan cumbu. Kedua tangannya juga tak mau diam. Ia meremas kedua buah dada nia yang menggantung,

“Emmmmm nyyeeett nyeeeetttt” kedua tangan kasar pak broto meremas payudara nia yang kenyal

“ahhhhhhh.....” desah nia karena penis pak broto bergesekan dengan belahan pantatnya

Tidak hanya meremas, tiba-tiba telapak tangan pak broto menyentuh puting nia. Ia gelitik puting berwarna coklat itu dengan jari kasarnya.

“Uhhhhh...kerasss putingmu sayang, sepertinya dia sudah tidak sabar minta dihisap yaaa” bisik pak broto

“ergghhhhh errghhhh”

Pak broto lalu mendorong nia ke kasur... “ brrrrrruuuuuukkkk”. Nia yang bugil jatuh terduduk di atas ranjang yang spreinya amat rapi tersebut. Pak broto lalu menatap tajam ke arah tubuh nia sambil mengelus penisnya yang sudah keras.

“sayyyaaangg kamuu lihaattt iniii..... kerasss saayangg uhh” tatap pak broto tajam ke nia.

“kassiihhh tahuu dimana bayuuu duluuu pakk, baru nanti kita ngentot” pinta nia merengek

“ahhhhh diammmmmm..... emhhhhhhhhhh” pak broto menghampiri nia di atas kasur dan membuka paksa kedua lutut wanita itu yang mencoba menutup.

Dibuka paksa lututnya oleh pak broto, terlihatlah vagina nia dengan rambut halusnya. Vagina itu masih rapat dan terawat meski sudah beberapa laki-laki mencicipinya. Pak broto menatap sebentar vagina nia, dia begitu kagum karena sudah berkali-kali memasukkan batang penisnya ke lubang kemaluan itu.

Tak begitu lama mulutnya mendekati liang kemaluan nia. Ia julurkan lidahnya yang gelap. Lidahnya tersebut pelan-pelan menyentuh lubang milik nia dan menyelinap ke dalam vagina yang hangat tersebut. Kemudian lidah itu keluar lagi, menjilati pinggir bibir kemaluan nia yang agak basah. Setelah itu barulah lidah tersebut masuk menyelusuri dalamnya kemaluan nia.

“Emmmmmmhhhh slerrrrrpppppp sleeerrppp hhmmmmm”

“ahhhhh pakk brotooooo” nia memegang kepala pak broto

“hhhuuuummmmmmm” pak broto menghisap kemaluan nia

“ahhhhhhh ahhhhh nia mauuu keluarrr pakkkkk” nia menjambak rambut pak broto

“slerrrppp srrruppppptttt huuummmmm” pak broto terus menjilati dan menghisap kemaluan nia

Nia tak kuasa dengan mulut pak joko. Bibirnya kasar, ditambah lidahnya yang panjang sedang menyelusuri dan menyapu isi kemaluannya. Dia hanya mampu mendesah dan menjambak rambut laki-laki tua itu karena begitu lahapnya pak broto menjilati kemaluan nia.

“aaaaaahhhhhhh niiiiaaaa mmmunnnncrrraaatttttttt pak brotoooo sayanggg sreerrrrrrrr srerrrrr” nia menjambak rambut pak broto dengan kencang. Tubuhnya pun ikut bergoncang setelah meraih orgasme pertamanya.

Setelah nia meraih orgasmenya yang pertama, pak broto menarik bibirnya dari kemaluan wanita itu. Ia duduk bersimpuh di atas ranjang lalu tersenyum sambil melihat sejenak lutut nia yang masih terbuka dan vagina nia yang becek. Nia sedang terengah-engah mengambil nafas. Pandangan matanya pun ia arahkan ke kemaluannya yang sudah dibuat becek oleh pak broto.

“huhhhh huhh huhh.... “ nia terengah-engah

“Nia sayang kamu mau tahu dimana bayu?” tanya pak broto menatap nia

“Iyaa pak, dimana?” jawab nia membalas tatapan pak broto

“adaa syaratnyaa tapii....”

“syarattt apaa lagiii pakkk uhhh” keluh nia

“yaudah kalau gak mau” balas pak broto memalingkan mukanya

“yaudah-yaudah, apa pak....?” tanya nia penasaran

“kamu harus lebih binal dari biasanya sayang....bapak mohon hehe”

“hheemm... Cuma itu aja?”

“Iyaa....” sahut pak broto

Tiba-tiba nia menghampiri pak broto yang sedang duduk bersimpuh di depannya. Pak broto penasaran apa yang akan nia lakukan.

“Pak broto... mau nia isep gak kontolnya?” manja nia

“mau dongg sayangg.... nihhh” pak broto menunjukkan penisnya ke nia

Nia lalu mengenggam penis pak broto. Hangat dan keras penis itu. Lalu ia mengocok pelan, naik turun.

“propp propp prop...”

“enakkk gakk pakkkk?” tanya nia

“uhhh ennnakkkkk sayangg.....” sahut pak broto yang bibirnya perlahan menghampiri bibir nia

“Niaaa sayanggg emmmmmm mmuacchhhh hhmmmmm” pak broto mencium bibir nia

“ahhh iyaaaaaaa emmm mmuuuuachhhh”

Sambil mengocok penis pak broto, nia saling mengulum bibir dengan laki-laki itu. Panas sekali ciuman mereka berdua. Keduanya saling berpagutan. Lidah mereka saling bertemu dan menyelusuri mulut masing-masing. Air liur mereka pun tak ketertinggalan. Pak broto mengirimkan air liurnya ke mulut nia. Nia menelan ludah pak broto ke dalam tenggorokannya. Bibir keduanya terasa tidak mau lepas.

“pppppakkk kontolnyaaa udahhh keraasss bangettttt....” ucap nia melepas ciuman pak broto

“iyyyaaaaa... mau ngentottt sayang” jawab pak broto

“ngentotin apa pak broto sayanggg?” tanya nia masih mengocok penis pak broto

“ngentotin memek kamuuu.......” sahut pak broto

“ahhhhh ayooooo.......” nia mengambil posisi terlentang, membuka pahanya lebar-lebar

Pak broto sibuk mempersiapkan penisnya yang sudah amat keras. Kepala penisnya pun ia usap-usap berulang kali.

“Pak posisinya missionaris aj yaa? Gak usah berubah-ubah” ucap nia menunggu penis pak broto masuk

“Iyaa tapi kamu yangg hot yaaa...”

“iyyyyyaa sayanggg” balas nia manja

Pak broto lalu menghampiri nia yang sudah mengangkang dari tadi. Penis yang tegang miliknya ia arahkan perlahan ke vagina nia. Pertama-tama ia gesek-gesek berulang kali. Hingga nia terus memanja supaya segera dimasukkan.

“ppppakkkkk......”

“iyyyaaaa saayyyannggg” jawab pak broto menggesek penisnya

“ayooo pakk jangan lama-lama, kontolnyaa mauu ngentot memek nia gakkk ohhh” nia memohon

“uhhhhhh iniiii sayaaanggggg... kontoll mau... mau ngentot memek nia ohhhh blessssssshhhhhhhhhh” pak broto memasukkan penisnya karena tak tahan

“ahhhhhhhhhh” desah nia

Setelah penisnya masuk ke kemaluan nia, pelan-pelan pak broto memaju mundurkan penisnya. Ia aduk vagina wanita itu menggunakan batang kemaluan yang uratnya tampak sudah terlihat. Nafasnya mendengus-dengus karena saking nikmatnya menyetubuhi nia.

“ohhhhh manteeepppp niiaaaaa.....”

“ahhhh ahhssss dasarrr kontooolll, hobinyaa ngentot memek nia mulu” ucap nia menatap pak broto yang sedang nikmat menggenjotnya.

“iyyyaaaa.. memek kamu sih rapettt... pereettt banget.... sayangggg ohhhhh” balas pak broto sambil terus penisnya maju mundur.

Tangan pak broto bertopang pada kasur yang terus bergoyang ketika dia menggenjot nia. Nia terus mendesah. Tangannya tiba memegang pipi pak broto. Ia mengelus pipi laki-laki itu.

“ah ahhhhh pakkkk, nia laperrrrr...”

“bentar bapak ambilin biskuit sayang...” jawab pak broto tanpa melepas penisnya di vagina nia.

“iniii makannn,,,, uhhhhh ayooo kamu makan, sambil bapak entoottt uhhh uhh”

“ammm emmmm emmm, ahhh ahhhhhh kontoolll nakaallll” nia memakan biskuit, namun di tengahnya ia mendesah karena tak kuat dengan sodokan pak broto.

“Biaariiiinn uhhhh, memeknya juga nakal kepengen dientot uhhh”

Namun, ketika asyik menggenjot, pak broto tiba-tiba mencabut penisnya. Nia cukup kaget. Nia menengok ke pak broto yang malah berdiri menatapnya.

“emhh kenapa dicabut?” gerutu nia

Tiba-tiba pak broto mengambil sesuatu dari tas nia, seperti obat. Ternyata itu pil kb nia. Pak broto lalu menunjukkan itu ke nia sambil tersenyum.

“ini apaa sayangg?” tanya pak broto yang penisnya masih keras

“pil kb..”

“Kamu tadi minum ini sebelumnya?” tanya pak broto

Nia berpikir sejenak mengingat. Dan ternyata dia lupa. Hatinya lalu jadi kacau. Ia sempat bingung. Namun di sisi lain vaginanya menuntut lebih karena kenikmatan yang tanggung dari pak broto.

“enggak pak broto sayang” jawab nia

“terus kemarin-kemarin kamu minum waktu kita ngentot?”

“Iiii iyaaaa....” jawab nia

“uhhh bapakkk kepengenn kamyy hamilll, tapi kamu malah minum pil kb. Pantes belum hamil kamu sayang. Yaudah gak jadi aja deh ngentotnya” kesal pak broto.

“ahhh jangan gitu dong pak broto sayangg, ayo deh sekarang aja deh kalau mau hamilin nia...mumpung nia belum minum”

“bener nih?” tanya pak broto ragu

“iyaaaaaa inii memek udahhh siapp buat bikin anakkk kita ohhhhh”

Mendengar jawaban nia, pak broto tambah bernafsu. Penis pun tambah mengeras. Ia lalu menghampiri nia kembali. Ia kangkangi wanita itu. Perlahan tanpa ragu penisnya kembali di arahkan ke vagina nia...... “bleeeeesshhhhhhhhh”

“ohhhhhhh ennnnnnakkk ...” lenguh pak broto

“ahhhhhhhsss memekkk siap-siap kontol mau bikin anak ahhss” desah nia

Wajah pak broto tampak blingsatan penuh nafsu. Ia mulai menggenjot nia dengan tempo agak cepat karena ucapan nia yang rela dihamili olehnya.

“uhhhhh ayooo dongg goyangg pinggul kamu memekkkk” pinta pak broto ke nia

“Iyyaaaaa ahhhh innniii.... kontoll jugaa genjottt ahhh”

“Ohhhhh enaakkkk goyangannnyaa... memek kamu sayang” pak broto menggenjot nia sambil mencekik leher wanita itu

“ahhhh genjotan kontol juga enakk... ahhh” nia menampar pak broto karena tak tahan dengan kenkmatan yang diberikan oleh lelaki itu.

Pak broto dan nia sudah berada di penghujung puncak kenikmatan. Pak broto tiba memeluk erat wanita itu. Sementara nia juga mendekap punggung pak broto. Keduanya sama-sama sudah berkeringat. Perpaduan kulit coklat kehitaman dan putih tampak terlihat di atas ranjang sambil keduanya saling memuaskan satu sama lain.

“uhhhhhh niaaaaa, ayo memek goyangg cepet...kontol mau muncratt”

“ahh Iyyaaa kontol juga yaa,,,memek juga mau muncrat” sahut nia
Keduanya lalu mempercepat goyangan dan genjotan mereka masing-masing

“ahhhhh ahhh kontolll, jadiii gakk pengen anak dari memek ahhh? Desah nia

“Uhhh jadii uhhh kontoll mauu anakkk dari memekkk uuuhhhh”

“aaahhhhh aahhhhhh ayyoooo kontooollll entot memekkk sampai hamilll,,,, memek mauu anaaakkkk jugaaaaaa ahhhh” desah nikmat nia sambil memeluk pak broto erat,kedua kakinya pun melingkar di pinggul pak broto.

“urghhhh kontoolll buruuuaaannn kirim pejuuuu buaat memek niiiaaa urghhhh”

“pakkk brotttoooooo ahhhh ...memekkk mauuuu muncraaattttt sayyyangggg ayoooooooo pejuuuu manaaaa????? Memek mauuu annnakkkkkkk.........:” nia merasakan penis pak broto sudah berkedut-kedut

“iiniii bentarrr lagiii, urrgghhhhhh baayuuuu lihhhaaatttt memek mamamuu bentar lagi bapakk pejuiiinnn, kamu punya adik baru.. urghhhhhhh” pak broto merasakan vagina berkedut cepat

“aaaahhhhhhhhhhh koontttoooollllll, pejuuuiiinnn mmmmemekkk,,,, mmek muncratttt aaaaahahhhhhhhssssss sreeeeeerrrrrrrrrrrr” desahh niaa panjang

“urrrgggggghhhhhhhhh aaaargggghhhhhh innniii memekkkk, pejuuu kontollll buattt anakkkk kita niaaa saayyyaannggg croottttt crooooottttttt” lenguh panjang pak broto menekah dalam-dalam penisnya

Keduanya saling berdekapan. Kemaluan pun mereka saling menyatu. Pak broto menahan penisnya dalam-dalam agar spermanya benar-benar berhasil menghamili nia. Nia hanya terengah-engah oleh semburan hangat pak broto yang segera akan membuatnya berbadan dua.

Setelah dirasa sperma itu masuk semua, pak broto melepaskan dekapannya ke nia. Ia mencoba bangun setelah berhasil menyemburkan spermanya di vagina nia. Namun, entah mengapa. Setelah dia agak terbangun. Sebuah balok kayu menghantam kepalanya.

“Bllllleeeeeeetttttaaaaaaaaakkkkkkkk brrrruuuukkkkkkk” jatuh pak broto ke lantai terkena balok kayu dari seseorang.
Nia hanya melongo selagi membiarkan sperma pak broto meleleh dari kemaluannya........

Cerita Dewasa Mama Binal Nia 12

Cerita Dewasa Mama Binal Nia 12

cerita seks mama

 Cerita Dewasa Mama Binal Nia


Sabtu pagi ini begitu sejuk dan dingin, sedangkan tidak turun hujan semalam. Hal itu yang sedang dirasakan bayu. Tampaknya bukan suhu udara pagi yang dirasakan anak itu, melainkan sejuk hatinya menyadari ia dapat kembali bangun pagi di rumah sendiri. Akhir-akhir ini, ia begitu malas untuk bangun pagi, kecuali untuk urusan sekolah. Namun, semenjak kembali ke rumah tercinta dan berkumpul bersama papa dan mama, ia jadi begitu bersemangat untuk bangun pagi. Apalagi, hari ini ia berencana lari pagi bersama papa dan mamanya.

Usai bangun, tampak di kamarnya bayu yang belum mandi sedang mengenakan kaos hitam polos dan celana training panjang. Dengan hanya modal mencuci muka dan menggosok gigi, anak itu pelan-pelan memakaikan pakaiannya sendiri. Ia merasa mandi itu lebih baik setelah berolah raga, ketimbang sebelum olahraga karena nanti berkeringat lagi. Di sisi lain juga ia memilih pakaian yang cukup sederhana untuk dikenakan, namun cukup enak dilihat. Barulah setelah merasa dirinya tampil cukup keren, ia keluar kamarnya. Ketika berada di luar kamar, ia melihat suasana dalam rumahnya begitu sepi dan hening. Ia menduga jangan-jangan orang tuanya lupa kalau hari ini mereka berencana lari bersama atau, jangan-jangan keduanya terlambat bangun.

Hanya saja, ia melihat pintu kamar orang tuanya terbuka lebar. Di dalamnya kosong tanpa seorang pun. Ia menjadi bertanya-tanya kemana orang tuanya. Maka, ia coba telusuri seluruh ruangan, dari dapur hingga ruang tamu. Namun, tidak juga ia temukan. Pikirannya jadi buruk. Ia beranggapan orang tuanya meninggalkan dirinya sendirian di rumah. Sontak seketika pikiran itu berubah ketika ia melihat di balik jendela ruang tamu yang gordennya sudah terbuka. Ia memandang papa dan mamanya sudah berada di depan rumah. Tampaknya mereka sedang pemanasan sambil menunggu bayu. Tahu begitu, bayu buru-buru mengambil sepatu larinya yang di dalamnya terdapat kaos kaki yang lusuh dan sedikit bau. Dengan perasaan cuek, Ia kenakan kaos kaki yang tak lama dicuci itu secara tergesa-gesa. Selanjutnya barulah ia kenakan kedua sepatunya yang masih cukup elok. Nampak seiring pertumbuhan usianya, sepatu yang cukup tua ia miliki itu makin sempit ia kenakan. Bayu tak begitu peduli. Langsung saja ia mengikatkan simpul tali sepatunya kuat-kuat agar tidak terlepas.
Di depan rumah,
"Bayu kok lama banget ya pa?", tanya nia sembari pemanasan meliak-liukkan tubuhnya ke kiri dan kanan.

"Tunggu aja ma, sebentar lagi paling", jawab haris sedang sibuk dengan ponselnya.

Haris sedang mengecek pesan di ponsel miliknya karena pak arso baru saja mengabarkan kalau dia sudah berangkat menuju rumah orang tua Haris di Garut. Pak arso juga memberitahukan kalau haris tak perlu repot-repot meminta orang tuanya melayani pak arso dengan baik. Terlebih, pak arso punya villa pribadi di sana di mana haris pernah berkunjung. Setelah mengecek pesan pak arso di ponselnya, haris sontak melihat sang istri yang sedang pemanasan sebelum lari. Tampak sang istri memakai kaos putih polos yang sedikit transparan karena begitu terlihat tali bra yang mengait di tubuh wanita itu. Tak hanya hal tersebut, dari depan tubuh sang istri, haris dapat melihat cup bra tersebut menopang dan membopong buah dada nia yang ukurannya cukup besar. Belum lagi celana pendek hitam sang istri yang meskipun tidak ketat, namun bokong padat dan bulat milik istrinya tersebut sedikit terpampang jelas. Haris pun terkagum-kagum melihat istrinya.

"Ma, kamu makin seksi aja ya...." puji haris tersenyum menatap tubuh sang istri

"Ah, dari dulu memang begini kali pa. Papa aja kali yang baru sadar sekarang.." balas nia yang tak sabar menunggu bayu, putranya.

"Enggak kok ma. Papa serius kali ini".

"Yaudah deh pa, mujinya entar aja. Sekarang mendingan papa panggilin bayu gih, suruh dia cepetan. Kalau enggak, kita bisa kesiangan larinya ini", sahut nia kepada suaminya.

"Iya deh ma".

Nia agak tersenyum ketika sang suami memuji dirinya. Dalam hatinya terdapat sedikit penyesalan yang cukup mendalam tentang hal yang menimpa dirinya selama tidak berada di sisi sang suami. Penyesalan tersebut tentu tidak bisa ia umbar kepada suaminya. Dia tidak tahu apa jadinya jika sang suami mengetahui hal tersebut. Maka, atas pertimbangan yang cukup matang mengenai baik buruknya, nia lebih menyimpan hal itu dalam-dalam saja.

"Kamu kenapa baru sadar sekarang sih mas? aku kan dari dulu udah begini. Gak ada yang berubah juga kok. Kamu ini memang selalu terlambat mas, diriku ini, istrimu, sudah mengkhianatimu kemarin. Istrimu ini sudah kotor. Aku sudah ditiduri laki-laki lain mas. Mereka laki-laki mesum itu dengan bebas menumpahkan cairan maninya ke liang peranakanku ini, termasuk ayahmu sendiri. Beruntung, setidaknya aku masih bisa mencegahnya supaya mereka tidak bisa menghamiliku...... Akan tetapi......., sebelum semalam, setelah kita berbaikan, dan kamu menumpahkan spermamu di dalam vaginaku, ada seorang laki-laki lain yang sudah menanam benihnya lebih dulu ke rahimku mas. Tentunya kalau begitu Aku hanya berharap benih laki-laki tersebut tidak berhasil aku buahkan dan hanya benihmu yang berhasil. Semoga pula sel spermamu mengalahkan sel sperma laki-laki itu. Namun, kalaupun nantinya itu tidak terjadi, aku berharap dengan sangat, kamu mau membesarkan anak yang bukan anakmu ini mas....walaupun aku tidak akan pernah memberitahumu tentang status anak itu nanti", ucap nia dalam hatinya yang penuh kegalauan.

"Bayu! Udah belum?! Buruan de! kalau enggak nanti kita kesiangan nih!" teriak haris memanggil putranya

"Iyaa pa! sebentar aku nutup pintu rumah dulu.." sahut bayu menutup pintu rumahnya.

Setelah selesai memakai sepatu, bayu lekas keluar dan tak lupa menutup pintu rumahnya. Lalu dengan langkah cepat bayu menghampiri kedua orang tuanya yang sudah menunggu dirinya dari tadi. Namun, ketika sudah di dekat mereka, selain melihat wajah papanya yang sudah siap, Bayu melihat wajah sang mama yang begitu risau. Mata sang mama seperti orang linglung dan tidak begitu bersemangat. Bayu pun jadi bertanya-tanya apa yang sedang dirasakan dan dirisaukan mamanya.


"Yuk, langsung lari aja yuk..keburu siang nih", ajak nia kepada suami dan putranya.

"Iya nih, yuk de, mama kamu udah nungguin kamu tuh sampai gak sabaran gitu" sahut haris membujuk bayu

"Iya, yuk ma, pa, kita langsung lari aja".

Keluarga kecil itu pun akhirnya lari pagi bersama mengelilingi komplek perumahan dimana mereka tinggal. Mereka berlari sambil bercerita lucu seraya membangkitkan kembali romantisme keluarga yang sempat hilang. Haris dan nia lari membarengi bayu yang larinya cukup lambat. Keduanya juga mengatur nafas mereka masing-masing. Di lain hal, bayu malah sibuk memperhatikan buah dada sang mama yang berayun-ayun ketika berlari. Ia juga merasa bukan hanya dia yang memperhatikan, tetapi semua lelaki yang ia lihat sepanjang jalan. Mata mereka terlihat mengamati sang mama. Wajahnya tampak sangat bernafsu dan ingin sekali mencicipi payudara mamanya. Oleh karenanya, Bayu menjadi sedikit terganggu karena sang mama dipandangi begitu. Ingin sekali dalam hati bayu memukul para lelaki yang berpandangan mesum tersebut.

#############

Di tempat lain, tampak seraya menyambut pagi pak paijo sedang menyeduh secangkir teh hangat dengan pisang goreng buatan istrinya sambil menyaksikan berita di televisi. Sementara sang istri menemani di sisinya selagi melipat pakaian yang ia jemur kemarin hari.

"Atasannya haris jadi ke sini pak?", tanya istri pak paijo.

"Jadi bu. Paling siangan dia ke sini", balas pak paijo seraya mengamati televisi sambil mengunyah pisang goreng di mulutnya.

"Kita sediain apa nih pak untuk bosnya anak kita, terutama untuk makan siangnya", tanya kembali istri pak paijo.

"apa aja deh bu. Si haris juga pesen ke aku gak usah repot-repot. Itu juga permintaan bosnya sendiri".

"Oh yasudah kalau maunya begitu", ujar istri pak paijo menyudahi aktivitasnya.

Istri paijo usai melipat pakaian membawa pakaian tersebut ke lemari yang ada di kamarnya. Sementara Pak paijo tetap asyik menonton televisi seraya menggonta-ganti chanel dengan remot yang ada di genggaman telapak tangannya. Lelaki paruh baya yang hobinya nonton berita politik di pagi hari tersebut, tiba-tiba malah menyaksikan berita olahraga. Amat jarang sekali pak paijo menyaksikan berita olahraga, sedangkan ia tidak begitu menyukai olahraga apapun jenisnya. Ya kalaupun ada berita olahraga yang ia sukai, paling-paling berita tentang bulutangkis, salah satu ikon cabang olahraga populer di Indonesia. Namun, kali ini beda persoalan. Ternyata bukan tentang berita olahraganya, melainkan presenter wanitanya yang cantik dan seksi.

"Cantik juga ini yang bawain acara... adduhh, jadi kepengenkan nih. Ohhh nia, menantuku sayang, kapan kamu ke sini? Ayah kangen berhubungan badan dengan kamu nih..", ucap pak paijo menatap resah penisnya yang tegang.

Karena terlalu serius memperhatikan, akhirnya kemaluan lelaki itu berdiri di pagi hari. Penis tersebut mengacung seolah-olah ingin keluar dari balik celana pak paijo. Alhasil, pak paijo jadi bingung bagaimana menuntaskannya. Aneh sekali kalau ia bilang ke istri tentang apa yang dialaminya sekarang. Maka, buru-buru saja ia ganti chanel lain supaya batang kemaluannya itu mengendur.

Selagi masih menonton televisi, tiba-tiba terdengar sahutan dari depan rumah pak paijo. Suaranya tidak begitu asing di telinga pak paijo yang kian hari kian sulit mendengar karena usianya yang sudah menua.

"Pak paijo! Pak! Pak paijo! Pak!" teriak pak bejo dari depan rumah pak paijo

"Aduh, si bejo ini pagi-pagi udah ganggu waktu santaiku saja. Padahal, hari ini dia sudah aku beri libur...hemmm" ucap pak paijo mencoba menghampiri pak bejo

"Treeekkkkkkkkkk" pak paijo membuka pintu rumahnya

"Ada apa kamu bejo pagi-pagi udah main ke rumah saya, sedangkan sudah saya kasih libur kamu hari ini" gumal pak paijo melihat pak bejo di depan rumahnya.

"Eh iya pak, maaf. Saya cuma mau tanya, apa jadi bosnya haris ke sini?", tanya pak bejo ingin tahu sekali.

"Terus kalau aku jawab iya, apa urusannya dengan kamu jo?".

"Hehe. Enggak kok pak saya cuma kepengen tahu aja" balas pak bejo menggaruk kepalanya.

"Yasudah. Kamu pulang sana gih. Nikmati liburmu sebaik mungkin. Biar nanti kalau bekerja kamu bisa maksimal", pesan pak paijo.

"Iya pak makasih. Mari saya pamit duluan".

Pak bejo pun meninggalkan halaman depan rumah pak paijo yang tampak bersih sekali. Dalam perjalanan pulang, ia tersenyum-senyum tak jelas. Entah apa yang ada dibenak pikirannya. Di sisi lain, setelah memastikan pak bejo pergi, pak paijo lekas masuk ke rumahnya kembali. Ia terheran-heran ada apa dengan pak bejo yang bertanya tentang bosnya haris. Cukup dibuat penasaran dirinya. Mendadak muncul istrinya bertanya sesuatu,

"Pak, aku kok dua-tiga hari belakangan ini mimpiin si haris ya?" tanya istri pak paijo dengan raut wajah cemas

"Heeemm. Itu mah kamu kangen sama anakmu bu", sahut pak paijo tersenyum.

"Aku sih awalnya ngira sih begitu pak. Tapi, anehnya kenapa perasaanku malah gak enak ya?", balas istri pak paijo.

"Aduh bu. Jangan kamu pikir macam-macam. Gak baik seperti itu. Doakan saja anakmu itu selalu diberikan kesehatan dan keselamatan", hentak pak paijo.

"Iya deh pak".

###########

Bayu dan orang tuanya sedang melepas lelah di sebuah jajanan kaki lima di daerah rumahnya. Tampak mereka juga akan sarapan di sana. Saat sama-sama melepas lelah, bayu memperhatikan wajah sang mama yang terlihat lelah, namun tidak juga berubah, sama seperti ia melihatnya ketika di depan rumah. Ia pun ingin bertanya apakah jangan-jangan sang mama masih memikirkan persetubuhannya dengan pak broto kemarin hari. Namun, ia ragu karena ada papanya. Tiba-tiba sang papa menerima panggilan telepon.

"ma, aku jawab panggilan telepon dulu di luar ya?", ucap haris keluar tempat jajanan seraya mencari sinyal.

"Iya pa", sahut nia mempersilahkan.

Bayu terhenyak sejenak setelah sang papa keluar. Ia sudah tak sabar daritadi ingin lekas saja bertanya kepada mamanya. Maka, setelah tahu papanya akan keluar, ia langsung bertanya.

"Ma, kok daritadi wajah mama aku lihatin kayak ada pikiran gitu?", tanya bayu menatap mata sang mama dengan penuh keingintahuan.

"Enggak kok de. Gak ada apa-apa", jawab nia menyangkal.

"Serius nih ma. Mama masih kepikiran sama yang kemarin-kemarin itu?", tanya bayu kembali

Nia terdiam sebentar. Ia ragu menjawab pertanyaan sang putra. Dalam lubuk hatinya, ia sungguh malas bercerita dan berbicara apa yang sudah dilakukannya selama ini kepada putranya. Tapi, apa boleh buat. Kini, hanya bayu yang bisa diajak bicara dan paling mungkin untuk membantunya untuk berbicara jujur dengan sang suami. Ia coba terus pikir matang-matang sebelum menjawab pertanyaan sang putra karena dalam dirinya juga masih ada semacam ketakutan rumah tangganya akan retak kembali. Di sisi lain, lagi dan lagi ini waktu yang pas dan jalan satu-satunya untuk melegakan batin yang selama ini terbebani dosa yang belum diketahui sang suami.

############

Sambil fokus menyetir menuju tempat tujuannya, pak arso bersiul-siul seraya menghibur diri dan mengusir kantuk. Ingin ia setel musik melalui setelan musik yang ada di dalam mobilnya. Namun, ia tidak mempunyai dvd apalagi flashdisk yang menyimpan kumpulan lagu kesukaannya. Kalaupun menyetel radio, ia tidak begitu suka dengan musik sekarang yang tidak cocok dengan selera lawasnya. Apalagi mendengar berita, itu dapat membuatnya jenuh dengan hingar-bingar politik yang tak jelas dan dimengerti oleh pak arso.

"Aduh si pak broto kok gak ada kabar ya. Wah, jangan-jangan dia udah menemukan nia, terus dia keasyikan genjot terus-terusan tuh perempuan di rumahnya. Awas aja ye tuh orang berhasil ngebuntingin si nia duluan".

Penasaran tak ada kabar dari pak broto yang terakhir kali memberitahukan nia sudah tiada di tempat kosnya, pak arso pun mencoba menghubungi. Hanya saja, ponsel pak broto tidak aktif.

#############

"Huuhhhhh...akhirnya sampai rumah juga yaa pa", ucap nia melemparkan tubuhnya ke sofa karena begitu lelah.

"Alaah mama, baru lari segitu aja udah cape hehe", ledek haris.

"Ihhh papa mah, mama serius tahu", gerutu nia.

"Iya deh papa percaya hehe", senyum haris

Ketika orang tuanya sudah berada di dalam rumah, bayu masih berada di halaman depan rumahnya. Dia sedang memikirkan sesuatu tentang bagaimana memberitahu sang papa kalau mamanya sudah pernah ditiduri lelaki lain. Bagi bayu, hal tersebut perlu disampaikan secara hati-hati. Apalagi papanya belum tahu sama sekali. Kalau tidak demikian, bayu menduga rumah tangga papa dan mamanya akan retak lagi.

Di lain hal, nia barusan menceritakan semua yang dialaminya kepada bayu ketika sang suami tidak di dekat keduanya. Dalam pikir wanita itu, ia ingin melepaskan beban dosa yang ditanggungnya dengan cara bicara jujur kepada suaminya. Akan tetapi, dia sungguh tak berani. Ia khawatir rumah tangganya yang sudah akur bisa kembali pecah gara-gara pengakuan jujurnya nanti. Kalaupun dipendam, ia terus terbayang-bayang dan terbebani pikirannya. Beruntung, sang putra menawarkan bantuan. Putranya, bayu, mengatakan ia mau menjadi perantara mamanya untuk bercerita kepada sang papa. Bagi nia, ini merupakan jalan satu-satunya yang bisa diharapkan.

"Pa, mama mandi dulu yaa....", ucap nia letih kepada suaminya

"Iyaa maa", jawab haris yang sedang membuka ponselnya kembali.

Sambil terduduk di atas empuknya sofa, Haris kembali membuka ponselnya dan ternyata terdapat pesan singkat dari sang ayah, pak paijo. Dalam pesan singkat tersebut, ayahnya menginginkan haris bersama putra dan istrinya mengunjungi ayah dan ibunya di Garut. Bukan apa-apa, itu karena ibu haris memendam rindu di balik kekhawatiran kepada sang putra. Haris pun berpikir sejenak setelah membaca pesan singkat tersebut. Di tengah lamunan dan pikirannya itu, bayu melintas di depannya. Ia melihat wajah sang putra yang tampak kebingungan.

"De, ada apa? kok wajah kamu bingung begitu?" sapa haris kepada anaknya.

"Emmmm.... pa, aku boleh cerita sesuatu gak", ucap bayu sedikit ragu.

"Boleh dong. Ayo sini-sini, duduk deket papa", bujuk haris.

"Iya pa".

"Ayo kamu mau cerita apa nih sama papa?", tanya haris tersenyum

"Pa, papa tahu gak, selama papa enggak ada, mama selalu diganggu sama laki-laki lain?", ucap bayu serius.

"Hah? Enggak, ini aja papa baru tahu dari kamu", ucap haris terkejut menatap nanar mata sang anak yang sedang bercerita.

"Iya pa, jadi mama tuh sering diganggu sama laki-laki yang katanya suka sama mama. Ya jelas aja mama nolak mentah-mentah karena gak tahu siapa laki-laki gak jelas tersebut. Eh, tapi, sama laki-laki itu dipaksa juga mama ikut sama dia. Mama sempet ngelawan, tetapi laki-laki itu megang tangan mama kuat banget... yah mama ketarik deh ".

"Hah? terus? Terus?", haris penasaran.

"Untungnya aja ada aku. Aku bantuin tuh mama. Aku pegang deh sebilah kayu gede buat mukul itu orang supaya menjauhi mama. Untungnya orang itu gak tahu karena aku mukulnya tiba-tiba. Ya jadinya pingsan itu orang aku pukul", ucap bayu terbata-bata

"Oh.. bagus dong kalau begitu", timpal haris.

"Lah, kok bagus pa? Udah tahu kan mama diganggu....", tanya bayu bingung.

"Bukan begitu, itu tandanya kamu bisa jagain mama kamu", senyum haris.

"Oh...".

"De, terima kasih ya udah jagain mama selama papa enggak ada. Papa harap kamu bisa selalu jagain mama kamu. Enggak kayak papa kamu ini, yang malah nyakitin mama. Papa juga yang bikin mama sama kamu menderita pasti karena harus pontang panting ke sana kemari dengan uang sedikit di luar sana. Sementara papa malah asyik-asyikan sendiri. Sampai sekarang tuh de, papa masih terus dihantui rasa bersalah sama mama", ucap haris berkaca-kaca.

"Papa,....", bayu menatap mata papanya.

"Terima kasih ya de udah jagain mama untuk papa. Sekarang papa percaya, kalau papa gak ada di rumah, ada kamu, anak laki-laki satu-satunya yang bisa papa percaya dan papa banggakan untuk nemenin mama selalu".

"Kok papa ngomongnya gitu sih pa...?", ucap bayu khawatir.

"Iya, papa ngomong begitu supaya ada yang selalu jaga mama kalau papa enggak ada di rumah. Lagipula kalau bukan kamu de, siapa lagi yang jagain mama? Sementara papa kan selalu sibuk. Eh iya maafin papa juga ya de kalau ada janji papa yang sering batal sama kamu dan mama", haris tiba-tiba memeluk erat putranya dengan menitikkan air mata.

Mendengar ucapan sang papa, mata bayu berkaca-kaca. Namun, ia tidak ingin menitikkan air mata karena ia merasa sebagai anak yang kuat. Ia yang sebenarnya tidak paham betul persoalan yang dialami rumah tangga papa dan mama kini sudah ikut terlibat. Ia benar-benar tak mengerti apa yang telah terjadi kemarin hari, saat sang papa berpisah sejenak dengan mama. Namun, bagi bayu itu tak berguna lagi. Yang jelas sekarang ia harus menjaga agar senantiasa papa dan mamanya selalu bersama.

"Ciee ada apa nih papa sama anaknya lagi pelukan. Kangen-kangenannya belum selesai ya?", senyum nia dengan handuk melilit tubuhnya usai mandi.

"ihh si mama malah dicie-in udah tahu kita berdua lagi serius nih", sahut haris melihat istrinya hanya berbalut handuk.

"Iya nih mama", timpal bayu.

Haris pun melepaskan pelukkannya dari sang putra. Ia tersenyum lega karena secara tidak langsung ia juga sudah melepaskan beban yang dirasakannya selama ini. Namun, suasana hatinya tiba-tiba berubah melihat nia yang membaluti tubuh telanjangnya dengan handuk. Penis laki-laki itu tiba-tiba mengeras. Ingin sekali ia menerkam tubuh sang istri yang masih montok dan sintal itu. Belum lagi haris melihat buah dada sang istri yang terlihat tersumpal oleh handuk yang menutupi.

"Bayu... sini....", panggil nia kepada putranya.

"Iya ma", lekas bayu berjalan.

Sesampai di dekat sang mama, mamanya berbisik,

"Kamu udah ngomong sama papa yaa?" bisik nia penasaran sekali di telinga sang putra.

"Iya ma", jawab bayu mengangguk.

"Terus apa tanggapan papa?", nia berbisik kembali.

"Enggak papa kok ma. Papa malah seneng justru mama sudah jujur", balas bayu berbohong membisiki sang mama".

Nia tersenyum menatap suaminya setelah mengetahui jawaban tersebut dari sang putra. Ia benar tak percaya suaminya tidak marah kalau dirinya pernah tiduri lelaki lain. Sebaliknya haris yang tak mengerti makna senyuman sang istri yang dilemparkan kepadanya membalas dengan senyuman juga. Kemudian Haris perlahan berjalan menghampiri anak dan istrinya. Tak lama untuk kesekian kalinya haris merangkul nia dan bayu.

#########

Pagi menjelang siang, usai peristiwa mesra yang singkat antara haris dan keluarganya, di dalam kamar, terlihat haris sedang rapi-rapinya dengan kaos berkerah dan celana jins santai. Pemimpin keluarga itu berencana pergi menemui ayah dan ibunya di Garut seorang diri. Haris memilih demikian karena tak ingin lama-lama berada di sana. Ia tidak mau mengajak bayu dan nia karena kalau diajak malah lain lagi ceritanya. Tentunya keberadaan haris di sana untuk menemui orang tuanya, terlebih sang ibu yang khawatir. Sekalian pula ia akan menemui atasannya, pak arso.

Di lain hal, nia amat setuju dengan pendapat sang suami. Ia tak mau kesana karena khawatir ia akan disetubuhi lagi oleh pak paijo dan pak bejo. Apalagi, pak arso juga ada di sana. Nia lebih memilih bersantai di rumah bersama sang anak. Ia juga bisa menikmati hari-hari tenangnya di rumah karena selama ini ia tidak mendapatkan iitu ketika berada di luar. Meskpun demikian, nia membantu kelengkapan sang suami yang akan berangkat ke Garut.

"Pa, papa enggak lama-lama kan di sana?", tanya nia memperhatikan sang suami yang bersiap-siap.

"Enggak kok ma. Kalau udah beres ya udah pulang".

"beneran nih?".

"Sehari doang kok sayang, malam nanti aku udah pulang kok", ucap haris mencubit pipi sang istri.

"Eh iya pa, bayu gak di kasih tahu kalau papa mau ke rumah kakeknya?", tanya nia.

"Jangan deh ma. Nanti dia malah maksa mau ikut lagi. Bakal repotkan?".

"Iya deh pa kalo begitu", timpal nia.

Haris lekas berpamitan dengan istrinya setelah dirinya merasa sudah siap untuk berangkat. Keduanya pun melangkah pelan-pelan keluar rumah supaya bayu yang berada di dalam kamar tidak mengetahuinya. Nia yang mengantarkan sang suami ke depan, tak lupa memberi kecupan manis dan mengingatkan agar hati-hati di jalan. Sementara Haris pun tak lupa berpesan agar nia baik-baik di rumah bersama bayu. Lekas setelah berpamitan kedua kalinya di depan rumah, haris masuk ke mobilnya yang sudah terparkir di luar. Ia lantas menghidupkan mesin sejenak dan tak lama ia jalankan mobilnya berangkat menuju tempat tujuan. Tak lupa ia memberikan lambaian kepada nia, istrinya, sebagai tanda perpisahan. Nia pun juga membalas lambaian tersebut, hanya saja,

"aduh, kok perasaan aku enggak enak begini yaa..... heemm perasaan aja kali kayaknya...", ucap nia berjalan masuk ke rumah.

Setelah melepas sang suami, nia mencoba untuk beristirahat di kamarnya. Terlebih, ia juga masih lelah usai lari pagi bersama haris dan bayu. Nia yang memakai pakaian lengkap, kaos dan celana pendek, merobohkan dirinya di atas kasur yang cukup lama ia tinggalkan. Perlahan-lahan wanita itu tertidur di kasurnya.
hoaaheeemmmmmm.....” bayu terbangun dari tidurnya.

Bayu baru saja bangun dari tidurnya di pagi menjelang siang hari. Dia barusan tidur karena cukup lelah lari pagi dengan orang tuanya. Tubuhnya sempat lunglai dan pegal. Namun, usai bangun tidur, tubuh dan fisiknya cukup segar dan bugar untuk beraktivitas. Ia lantas beranjak dari kasurnya yang berantakan menuju luar kamarnya untuk melihat keadaan. Sesampai di luar, ia memandang ke seluruh ruangan di rumahnya yang tampak hening sekali. Dia berpikir kemana gerangan orang tuanya. Pintu kamar mereka tertutup rapat. Begitu juga dengan pintu depan rumahnya yang terlihat terkunci. Ia lantas mencoba berjalan ke arah kamar orang tuanya untuk mencari tahu. Tanpa mengetuk, ia membuka pintu kamar papa dan mamanya tersebut.

“cleeeeekkkkkkk......”

“Loh?”, heran bayu

Dia bingung mengapa cuma sang mama yang sedang tertidur di atas kasur. Dia pun bertanya-tanya kemana sang papa. Maka, karena dibuat penasaran, ia mencoba telusuri seluruh ruang yang ada di dalam rumahnya, mulai dari ruang tamu, dapur, hingga kamar mandi. Ternyata papanya tidak ada di rumah. Ia melamun sejenak memikirkan kemanakah sang papa. Namun lambat laun lamunannya itu malah berputar arah. Ia terpikirkan sang mama yang baru saja ia lihat sedang tertidur seorang diri atas kasur. Pikiran anak itu mengenang kembali ketika ia berada di rumah tante mira ketika ia bisa menyusu lagi pada mamanya. Kini, hasrat bayu kembali muncul. Apalagi dia dan mamanya cuma berdua di rumah.

“hehe, papa gak ada di rumah. asyik dong nih....” senyum bayu sendirian.

Ia yang tahu hanya berdua dengan sang mama di rumah, lekas menuju kamar di mana mamanya sedang tidur sendirian. Pelan-pelan ia buka pintu dan memasuki kamar orang tuanya. Dia lihat sang mama sedang terlentang di atas ranjang dengan gunung kembar yang membuat lekuk tubuh mamanya makin seksi saja. Ketika berada di dekat sang mama, Bayu mencoba naik ke ranjang dengan pelan-pelan supaya mamanya tidak terbangun. Ia perhatikan dengan sorot mata melotot seluruh jengkal tubuh sang mama dari kepala hingga ujung kaki. Ia merasa tubuh mamanya masih utuh seperti terakhir kali dia lihat. Tentu yang masih menjadi daya tarik anak tersebut ialah payudara mamanya. Ia ingat betul terakhir kali mencicipi susu sang mama ketika di rumah tante mira. Sayangnya, ia tidak terpuaskan karena keburu kepergok tantenya. Namun, kini betapa bahagianya bayu. Tak ada lagi yang akan mengganggunya menetek dengan sepuasnya. Mula-mula Ia coba sentuh gunung kembar yang padat dan kenyal mamanya,

“Nyet..nyett...nyettt”

“Masih gede aja ya nih tete mama...” ucap bayu menekan-nekan buah dada mamanya.

Sebetulnya bayu amat gemas dan ingin segera meremas karena dia mendadak lapar. Ia ingin sekali melahap susu mamanya. Namun, ia bingung bagaimana caranya. Kalau ia diam-diam menyusu, tentu kalau ketahuan dia bisa dimarahi mamanya lagi. Di sisi lain, di bawah sana, penis bayu sudah mengeras. Ternyata, ada yang ingin mencicipi juga di kala bayu masih belum menetek. Dia sedikit heran bagaimana bisa dirinya jadi bernafsu dengan mamanya sendiri. Mungkin, bayu terlalu sering menyaksikan aktivitas sang mama yang digauli oleh lelaki lain yang bukan ayahnya. Kini, anak itu berpikir sejenak bagaimana caranya menyusu karena sungguh ia sudah tak tahan. Mulutnya ingin sekali menjilati dan mengenyot puting mamanya tanpa batas. Selain itu, ada keinginan tersembunyi darinya agar sang ‘adik kecil’ juga bisa menyetubuhi sang mama. Namun, itu bagi bayu bukan yang utama, kecuali menetek tadi. Dan, ia pikir dengan meminta langsung akan lebih baik, meskipun mamanya nanti akan menolak. Bagi bayu, setidaknya ia berusaha dulu.

“Ma, mama, bangun dong ma... “, ucap bayu jarinya menyentuh lengan sang mama yang padat dan berisi.

“Hoaheeemm, eh kamu dee... ada apa kok di sini?” nia dengan mata masih mengantuk sedikit terheran.

“Ma, bayu mau nenen ma.....”, ucap bayu manja tanpa sungkan-sungkan.

“Hah? gak boleh!... gak boleh!”, mata sang mama terbelalak kaget dengan tubuh sedikit terbangun

“yah mama mah..... aku mohon ma”.

“Gak boleh!”, larang nia.

“uhhh mama mah gitu. Padahal, aku dari kemarin udah banyak bantu mama. Mukulin pak broto sampai bantuin mama ngomong sama papa. Kalau gak gitu kan, mama gak bisa akur lagi sama papa mah”, gerutu bayu.

“Tetep gak boleh!”.

“Ishh mama mah, giliran papa, kakek, pak broto, pak arso, dan pak bejo boleh dengan bebas netek sama mama. Mereka juga puas banget nyusu sama mama... Padahal, itu kan jatah susu aku maah. Eh giliran aku gak boleh. Udah gitu parahnya, mereka bisa ngentotin mama berulang kali lagi. Sedangkan aku kan cuma netek doang kan ma...apa salahnya sih?” ucap bayu meluapkan kekecewaannya.

Nia terdiam sejenak dengan apa yang baru diucapkan sang putra. Wanita itu mengubah posisinya menjadi terduduk di atas kasur. Ia agak menghiba setelah mendengar ucapan sang putra. Ia juga menjadi merasa bersalah apalagi hutang budinya kemarin hari belum terbayarkan. Ia merasa telah memperlakukan putranya secara tidak adil.

“Kamu kan udah gede de? kok masih aja nete sama mama...”, nia masih mencoba melarang

“Hhmmm bapak-bapak itu kurang gede apalagi sih ma? apa jangan-jangan mereka boleh nete sama mama karena mereka punya kontol gede? Terus timbal balik gitu? mama kasih mereka nete, mereka bisa ngentot mama. Gitu ma?”, balas bayu

“Ishh bayuu...”.

“ayo dong maa... aku mau nenen maa.... aku hausss nih....”, manja bayu.
“Yaudah deh de. Mama kasih kamu nete. Tapi, jangan lama-lama ya. Mama masih ngantuk banget nih de.”

“Oke ma”, sahut bayu dengan muka senang sekali.

Tanpa pikir panjang nia buka kaos yang menutupi tubuhnya. Tak ketertinggalan bra berwarna putih yang menopang payudaranya ia copoti. Kini, di depan bayu sudah terpampang buah dada mamanya yang terpampang bebas dan menggantung. Buah dada yang berputing coklat tersebut masih saja utuh dan kencang meski sudah beberapa kali disantap dan digigit oleh laki-laki. Bukit kembar tersebut juga masih bulat meski sudah sering diremas. Sekarang, Bayu sudah bisa melihat payudara mamanya dengan bebas karena keadaan sang mama sudah setengah telanjang. Perlahan dengan kondisi sama-sama duduk, bayu mendekati sang mama. Kedua tangannya tanpa ragu mencakup kedua susu mamanya.

“Plopppp”

“ahh ade katanya kamu mau netek aja, kok malah dipegang?”, tanya sang mama.

“Aku mau lihat tete mama dulu ma... apa masih utuh, meski udah sering disedot sama bapak-bapak mesum itu”.

“ohhh...”, nia membiarkan sang putra memperhatikan dengan amat serius bentuk payudaranya.

“netttt nettt glekk glekkk”

“Ohh sayaang, kok sekarang tete mama malah diremes sihh ohh...”, ucap nia geli

“Biar susunya nanti keluar banyak mah pas aku nete engghhhh”, ucap bayu gemas.

Nia tampak kegelian. Tubuhnya mencoba memberontak dan bergerak ke sana kemari ketika bayu putranya sedang meremas-rema payudaranya. Tangannya mencoba meremas sprei kasurnya. Ia melihat tangan bayu begitu liar menjamah. Bahkan, terkadang gunung kembarnya tersebut anak itu pencet-pencet tak karuan. Tak hanya geli yang wanita itu rasakan. Ia mulai menahan untuk tidak mendesah ketika sang putra masih saja gemas dengan buah dadanya. Di dalam hatinya, nia mulai merasakan kalau ia menikmati remasan bayu.

“grrrmmmm grmmm nnnyet.. nnnyeett...”

“ahhh geliii de....udah dong, mama geli ni kamu remas terus nenen mama ohh”, ucap nia yang masih kegelian

“erngggghh maahh aku mau tanya dongg...” ucap bayu meremas susu mamanya

“ohhh tanya apa de...?”, balas nia

“paling repot nyusuin siapa maa? Terus kenapa?”, ucap bayu mulai meremas agak kuat.

“aaggghhh pak broto de... soalnyaa dia udah nyodok memek mama kenceng banget, eh mulutnya gak kalah nyedot susu mama dengan lahap banget, sampe-sampe puting mama mau dimasukkin semua ke mulutnya...ahh bayuuu jangan diremes kenceng-kenceng sayang”.

“Ohh..kalo paling nyebelin siapa maa? Terus kenapa?”, tanya bayu kembali masih meremas buah dada mamanya dengan menggeliat.

“ahhh pak arso sama pak broto de.... Soalnya mereka berdua mama tetein sekaligus.. ohhh mulut mereka sama-sama ganas ngenyot nenen mama.. udah gitu keduanya kompak masukkin jari ke memek mama...ohh..udah dong deee geli mama nih”.


Kemudian Bayu melepas cengkraman kedua tangannya dari buah dada mamanya. Entah mengapa anak itu sekarang sedang sibuk menelanjangi dirinya sendiri. Semua pakaian yang menutupi tubuhnya ia geletakkan begitu saja dibawah ranjang. Kini anak itu di atas ranjang dalam keadaan bugil dengan batang penis yang ukurannya tidak besar sedang mengeras. Nia yang melihat itu sontak kaget. Dia dalam keadaan setengah bugil memperhatikan sang putra yang sedang menelanjangi dirinya sendiri. Nia benar-benar tak mengerti dengan kondisi yang sekarang ia hadapi. Ia juga melihat kemaluan sang putra tegak berdiri mengacung ke arah hadapannya. Dalam benak nia, sang putra sudah tidak hanya ingin menetek, tetapi juga ingin menidurinya.

“kamu mau ngapain dee...? mau netek kok telanjang?”, tanya nia bingung

“maaaa lihatt kontol bayuu maaa.... gara-gara bapak-bapak itu bayu kepengen ngentot mama juga..uhhh”, ucap bayu memperlihatkan penisnya yang tegang.

“ohhhh emm mama gak mau dekk....”, larangg nia.

“enggghh emmm enggak kok maa ini biar leluasa ajaa..,yaudah deh maa. Mama tiduran aja sekarang. Bayu mau nenen lagi nih...”. balas bayu.

“tapi jangan sampe yang aneh-aneh yaa de...”, ucap nia sambil berbaring di atas kasur bersiap meneteki sang putra lagi.

“Iya mahh”.

Bagi bayu mendengar larangan sang mama, jiwanya memberontak. Hasrat seksual yang sedang tumbuh dalam diri anak itu berguncang tak kalah hebatnya. Bayu berpikir ini kesempatan langka dimana di rumah tidak ada orang sama sekali yang akan mengganggu dia dan mamanya. Tentu dia tidak akan menyiakannya. Ia ingin lebih dari sekedar menyusu. Namun, bayu berpikir bahwa ia musti sedikit bersabar. Anak itu memilih untuk menetek lebih dulu sesuai apa yang dia sepakati dengan sang mama.

“Ayoo buruaann sini de katanya mau nete sama mama lagi..” ucap nia tak sabar.

“Iyaa maa..”

Bayu menatap kedua payudara sang mama yang tepat di depan wajahnya sekarang. Puting sang mama ternyata mencuat. Anak itu menjadi terangsang sekali untuk melumatnya. Rasa-rasanya puting sang mama bagi bayu sedang menantangnya untuk lekas menghisap. Sementara nia sedang mengatur nafasnya yang sedang terengah-engah. Jantungnya terasa berdebar-debar menunggu sang putra melumat bukit kembarnya. Pikiran wanita melayang tak tentu arah. Di lain hal, ia mulai merasa kemaluannya mulai berkedut-kedut.

“ohh maaa puting tete mama gede banget sih maaaa ......aaaammm emmm nyemmmm”, mulut bayu menerkam buah dada sang mama.

“aihhhhh... orghhhhhh bayu sayangg pelen-pelen dong netenya de...”

“srrrrrupppppttt...slerrrppppp....”.

Nia merasakan sensasi nikmat yang luar biasa ketika sang putra menikmati bukit kembarnya. Geli wanita itu bercampur nikmat yang tak tertahankan hingga ia mau tak mau mendesah. Ia dapat merasakan gigi sang putra terkadang menggigit puting susunya. Tak hanya itu, nia juga merasakan lidah anaknya tersebut menjilati seluruh permukaan kedua buah dadanya. Apalagi ketika bayu menghisapnya, nia dapat merasakan air susu yang tidak lazim ia keluarkan karena kelainan mengalir ke mulut sang putra. Tentunya bayu menikmati itu semua. Mulut dan lidahnya tak berhenti beraktivitas. Sementara kedua telapak tangannya membantu meremas susu sang mama dengan kuat.

“maaaaah enaaaaakk maaaa nenen sama mamaaah cyeeppp cruupppttt sruupptt”

“aihhhh iyyaaaa deee..” desah nia dengan mulut meracau tiada henti.

“ohh pantesss pakk broto demenn nenen sama mama yag, susunyaa mama manisss emmm cruppptttt”.

“aahhh bayuu sayaangg udaahhh dongggg dee...”, sahut nia.

Mendengar sahutan sang mama, bayu melepaskan mulutnya dari buah dada sang mama. Anak itu ternyata belum puas karena kedua tangannya masih tetap berada di payudara mamanya. Ia meremas-remas, bahkan memelintir puting mamanya tanpa rasa ampun. Selain itu, Ia juga membetot buah dada mamanya yang berukuran besar itu. Ia acak-acak tak tentu arah. Sementara nia tubuhnya mulai berkeringat. Hasrat seksual wanita itu juga mulai bangkit. Liang kemaluannya berkedut kencang, ingin segera dimasuki sebuah batang kemaluan laki-laki. Ia melihat raut wajah sang putra sudah dikuasai nafsu birahi untuk menyetubuhi dirinya.

“Dee aahh udahhh dongggg jangan diremess nenen mamah....”

“ohh gakk mau mahh sebelumm mamaa ngizininn bayuuu ernghhhhhh”, bayu meremas tanpa ampun payudara mamanya

“aihhhh ngizininn apaaa sayanggg ohh......kann udah mama kasih nenen tadi”.

“bayuu mauu ngentot mama ohhh”, ucap bayu berani.

“aahhh jangaannn bayuu sayanggg”, larang nia.

“Ahhh mama gitu.... mama tahu gak sih, setiap mama dientot sama bapak-bapak mesum itu kontol bayu mengeras mah. Nah, gara-gara kejadian itu kalau bayu suka teringet-inget penis bayu langsung keras maa.. bayu bingung ngelampiasinnya bagaimana nih ohhh”, bayu terus membetot payudara mamanya.

“ohhhh bayuuu sayanggg...”, desah nia bingung ingin menjawab apa.

Nia sekarang terjepit dalam sebuah kondisi yang amat serba salah. Dia melarang sang putra yang ingin menyetubuhinya. Di sisi lain, batinnya bergejolak. Ia malah khawatir jika bayu terus-terusan menahan hawa nafsunya, hal itu bisa menimbulkan sesuatu yang buruk pada diri sang putra. Hal lainnya ialah birahi nia sudah kepalang tanggung. Liang vaginanya sudah berkedut-kedut semenjak bayu meremas budah dadanya berulang kali. Ia ingin ada batang kemaluan laki-laki yang lekas segera menyetubuhinya. Setelah lama ia pikir-pikir. Ia berencana membiarkan sang putra memasukkan penis ke dalam liang kemaluannya. Lagipula, bagi nia itu akan berlangsung cukup sekali aja.

“Maaaa gimanaaa? Kontol bayuuu udah gak tahan pengen ngentot mama nih”, ucap bayu yang penisnya sudah amat keras.

“ohhh iyaaa sayangggg. Yaudahh sekarang kamu copotin celana pendek mama..”, pinta nia.

Mendengar ucapan sang mama, kedua tangan bayu berpindah dari buah dada ke pinggang sang mama, tepatnya ia memegang lingkaran pinggang celana mamanya.

“sreeettttttttt” bayu yang sudah dikuasai nafsu menarik celana pendek mamanya dengan paksa.

“ohhhh buru-buru banget sih dee... udah gak sabar yaa?”.

“Iyaa maa,,, lihat dong kontol bayu nih”, balas bayu menjatuhkan celana pendek mamanya ke sisi ranjang.

Usai mencopot celana pendek mamanya. Bayu cukup terkaget. Ia melihat sang mama tidak memakai celana dalam. Kedua paha putih mulus sang mama kini berada di hadapannya. Tak hanya itu, liang vagina mamanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus kini untuk pertama kalinya terlihat di hadapan bayu. Sementara nia untuk pertama kalinya ia melihat penis sang putra yang tidak berukuran selayaknya penis dewasa sedang mengeras. Penis itu terlihat sudah tak sabaran ingin memasuki tubuhnya. Perasaan nia campur aduk. Namun, nafsu yang sudah menguasai mengalahkan segalanya. Keduanya kini sama-sama bugil di atas kasur.

“nihh memek mama nihhh....ohh”, nia mengangkang menunjukkan pada sang putra liang kemaluannya.

“ohhhh indahh maaa, meski udah sering dientot yaa..”.

“Ohh iyaa de...”, sahut nia.

“Maa, bayu mau tanya, mama kan udah dientot sama bapak-bapak mesum itu, nah paling enak dientot kontol siapa? Terus kenapa?”.

“Hemm Mama gak mau jawab de...”, bungkam nia.

“ahh mama mah... jawab dong biar cepet kelar nih ma...”, balas bayu.

“Pak broto dee... kontolnya meski item, tapi gede. Kontolnya demen banget nyodok kasar memek mama berulang-ulang. Memek mama yang dibuat sesek makanya ketagihan terus disodok sama kontol itu ohhh”, ucap nia mengenang

Penis bayu makin keras dan mengacung saja setelah mendengar jawaban sang mama. Ia sudah tak tahan ingin segera langsung saja menyetubuhi vagina mamanya yang belum begitu basah. Dalam pikir bayu yang tidak pernah menyetubuhi seorang wanita yang terpenting hasrat seksual yang membebani pikirannya harus segera tersalurkan. Ia sudah cukup menderita dengan penis yang terus berdiri kala mengingat-ngingat sang mama disetubuhi lelaki lain.

“Maaa, bayu masukkin kontol bayu sekarang yaahhh...bayu udah gak tahan banget nihhh”, mohon bayu yang hendak mengambil posisi tubuh di atas sang mama.

“Tapi memek mama kan belum basah de...”, ucap nia dengan wajah bingung.

“Bayu ludahin aja ya maa. Lagipula, penis bayu kan gede...”.

“heemmm, yaudah deh kamu ludahin aja....”. balas nia yang agak memaklumi.

“Cuihh cuih.....”, bayu meludahi vagina sang mama dengan air liurnya.

“Ohh.. ludahinnya kasar banget sihh de...”.

“Soalnya Bayuu udah gak sabar kepengen nyodok mama maahhh....”, timpal bayu dengan wajah blingsatan.

“Ohh yaudahh buruan siniii... masukkin kontol kamu ke memek mama sayang....”.

Sinyal dari sang mama, membuat bayu lekas memegang batang penisnya. Penis yang keras itu ia arahkan tepat di liang senggama mamanya. Ia gesekkan sesekali seperti apa yang pernah dia lihat ketika sang mama hendak disetubuhi lelaki lain. Sementara nia jantungnya berdegup kencang. Meski penis sang putra tidak sebesar penis laki-laki dewasa, liang vaginanya amat berkedut-kedut menanti penis putranya sendiri yang sebentar lagi akan menusuk. Kedua pahanya yang mulus ia buka lebar-lebar dengan sengaja agar bayu mudah memasukkan penisnya. Mata wanita itu menatap mata sang putra yang sedang fokus membimbing penisnya masuk ke vagina nia. Anak lelakinya, bayu, tak lama lagi segera menyetubuhinya. Kedua tangan nia meremas sprei selagi menunggu penis putranya menyeruak masuk ke dalam kelamin wanitanya.

“Deee buruannn de... jangan digesek teruss. Kapan masuknya kalo digituin mulu heemmhh”.

“Mama udah gak sabar juga yaa pengen bayu genjot memeknya?”, tanya bayu tersenyum.

“iyaaa sayanggg, mama kepengen ngrasain kontol kamuu nih”, ucap nia manja, yang juga sudah dikuasai nafsu birahi.

“Uhh iyyaa nih maa.. bentar lagi bayu masukkin kok kontol bayu....ohhh enghhhhhhh”, bayu perlahan memasukkan penisnya.

“ahhhh sayang kontol kamu udah mulai masuk yaaaa....”, nia merasakan kepala penis sang putra menembus gerbang kemaluannya.

“dikit lagi semuanya maahhh ohhhhh enaakk banget memek mamahh...bleessshhhhhh”, sahut bayu yang sedang serius memasukkan penisnya ke vagina sang mama.

“aaahhhh masukk semuaa ya sayanggg kontol kamuu ke memek mamaahh yahh..aihhhhhhhhh”, nia merasakan batang kemaluan putranya.

“uhhh iyaa maa.. akhirnyaa bayu bisa ngentot mamah juga uhhh enak mahhh...”.

Dalam posisi misionaris, nia sedang disetubuhi putranya. Meski penis sang putra tidak besar, nia dapat merasakan ketika batang kemaluan sang putra bergesekan dengan dinding liang vaginanya. Penis itu seperti sedang mengaduk-ngaduk liang kemaluannya layaknya adonan kue.Bagi nia, setidaknya penis putranya mampu menggaruk-garuk kemaluan wanitanya yang sedang gatal sekali. Nia merasakan penis tersebut secara perlahan-lahan keluar-masuk terus bergesekan dengan pinggiran liang vaginanya. Terkadang temponya cepat, terkadang temponya melambat. Nia menatap wajah sang putra yang sedang menikmati.

“Maaa angeet memek mama....uhhh uhh”, ucap bayu menggenjot mamanya untuk pertama kali.

“Clepphh clephhh cleeppphh”, bunyi penis bayu memompa vagina sang mama.

“ohhh iyaa sayaanggg ayoo buruan genjotnya de....”, pinta nia

“Iya maa.....enghh enghhh”

Pada usia pubernya, bayu untuk pertama kali memasukkan penisnya ke kemaluan sang mama. Begitu nikmat ia rasakan. Apalagi selama ini ia hanya bisa menyaksikan persetubuhan mamanya dengan lelaki lain hingga selalu membuat penisnya tegak berdiri. Semenjak itu pula bayu mempunyai nafsu yang tak pernah terlampiaskan dan selalu menggelora di dalam diri anak itu yang sedang memasuki usia puber. Namun, kini ia bisa melampiaskannya tidak hanya menyaksikan dan memototi. Ia sekarang menjadi pelaku langsung dimana penisnya sedang menggembosi vagina mamanya. Pinggul anak itu naik turun membimbing penisnya yang berada di dalam kemaluan sang mama. Nafasnya mendengus-dengus pertanda nikmat yang sedang ia rasakan. Matanya melihat mulut sang mama yang sedang meracau hingga ia tak mau kalah untuk terus memompa penisnya.

“cleephh clepphh cleephhh....”

“Maaa enak gak dientot bayu mahh?”, tanya bayu memperhatikan mulut sang mama yang mendesah tak karuan.

“Enak sayang ahhh ahhh”, desah nia yang merasakan vaginanya mulai basah.

“Maa bayu mau ciuman sama mama...boleh yaa..”, pinta bayu yang tak tahan melihat mulut sang mama yang terus mendesah.

“ohhhh iyyyaaa sayaangg sinii cium bibir mama..emmm muacchhhh”.

“ohh iya maa kitaa ciumann...emmm muachhh”, ucap bayu yang bibirnya langsung menyongsor mencium bibir mamanya.

Nia yang sudah dikuasai birahi seksual yang sedang memuncak, membuka mulutnya, membiarkan putranya memainkan lidah di mulutnya saat keduanya berciuman. Pada awalnya lidah nia pasif dan cenderung diam ketika lidah sang putra sibuk menjilati seluruh ruang di dalam mulutnya. Ia terheran-heran dari mana sang putra belajar memainkan lidah seperti itu. Ia mengira mungkin sang putra teramat sering menyaksikan dirinya disetubuhi lelaki lain. Lambat laun lidah putranya menggoda lidahnya untuk bermain lidah. Nia mencoba menahan dirinya. Namun, ia tak kuasa. Ia akhirnya tergoda juga untuk bermain lidah dengan putranya. Tak hanya itu, air liur putranya mencoba masuk ke mulutnya. Terasa sang putra menginginkan sang mama menelannya. Nia pun mau tak mau menelannya.

“slllerrppp sluurrpppp slerrrpppp”

“Maaa telen ludah bayu yaah maahh slurrrppppp”, pinta bayu.

“iyaaa sayangg emhhhh glekk glek...”

Kedua tangan bayu tidak tinggal diam. Tangan anak itu sibuk meremas kedua buah dada sang mama yang bergoyang-goyang ketika ia sibuk memompa penisnya di liang peranakan mamanya. Ia terkadang membetotnya ataupun mengelitik puting sang mama yang mengeras. Sementara pompaan penisnya di vagina sang mama tiada henti. Ia amat bersemangat di kala rumah yang sedang sepi itu. Baginya itu kondisi yang harus dimaksimalkan semaksimal mungkin.

“Maa... mama belum mau keluar yaa? Bayu mau keluar nihh uhh uhh”.

“ohhh belum sayangg,,,,mama bantu yaahh?”, ucap nia.

“Enghhhh...iyaa maa... tapi kita keluar bareng yah maa...”, pinta bayu masih sibuk memompa penisnya.

“Iyaa sayangg kita keluar barengg ahh ahh”, balas nia yang masih terus digenjot penis putranya.

Nia bisa merasakan penis sang putra yang akan segera ejakulasi. Ia merasakan penis tersebut berkedut cukup kencang di dalam kemaluannya. Nia yang belum mau orgasme, mau tak mau harus memaksakan orgasmenya agar persetubuhan dengan putranya lekas berakhir. Di lain hal, nia juga tak khawatir jika putranya melepaskan sperma di dalam rahimnya. Ia yakin sekali sperma sang putra tidak bisa membuatnya hamil karena jumlahnya pasti kalah banyak dengan sperma pak broto dan suaminya. Kini nia fokus untuk membuat dirinya dan sang putra agar bisa orgasme bersama. Nia yang merasakan sodokan penis putranya makin cepat, menyambutnya dengan menggoyang pinggulnya dengan sekuat tenaga agar terus bergesekan dengan batang kemaluan putranya. Kedua tangannya pun memegang pinggang putranya. Kedua pahanya tetap membuka lebar. Kakinya terasa ingin menendang-nendang ketika putranya terus memompa. Sementara buah dadanya yang sudah basah karena keringat dirinya dan bayu yang jatuh, terus berayun-ayun.

“deee mama goyang nih memek mama ahh ahhhh”, desah nia menggoyang pinggulnya cepat.

“Iyaa maa.. aku entot mama cepet yaa uhh uhh”.

“aaahhh iyaa de....entott terus memek mama sayang.ohh..”, desah nikmat nia.

Bayu sudah dipuncak orgasmenya. Kedua tangannya meremas-remas payudara sang mama yang berayun-ayun.

“Urngggghh iyaa maahhh, maaa....enak banget memek mamah....unghhh”, bayu memompa makin cepat.

“Iyaa sayaangg...ahhh ahhh...”, nia memegang pinggang putranya yang makin cepat menyodokkan penisnya

Nia juga mulai merasakan di puncak orgasmenya. Vagina wanita itu berkedut hebat. Apalagi sang putra sibuk meremas payudaranya dengan kasar.

“Maaaaa kontol bayu mau ngecrott nih maaa unghhhhh”.

“aaahhh ayo bareng memek mama sayang...”, nia terus menggoyang pinggulnya.

“manaa???? ayooo muncratin memek mama mahhh...unghhhhh”

“aaahhh iyaaa sayaaanggg iniii nihhh mama muncraaaattt crrussssssshhhhhhh creeeettttttt creeetttttt ahhhhhhhhhh”, desah nia panjang, pinggul wanita itu berguncang hebat sambil melepas cairan kemaluannya.

“unggggghh unggghhh mama sayaanggg terima peju bayuuuuu iniii arggggghhhhhh crotttt crottttttttt”, lenguh panjang bayu, menekan dalam-dalam penis anak itu dalam vagina mamanya sambil melepas spermanya.

“brrrrrrukkkkkkkk”, ambruk bayu di atas tubuh sang mama usai ejakulasi hebat bersama sang mama.

Nia terdiam sejenak merasakan lahar panas sang anak yang mengalir di dalam liang kemaluan bersamaan dengan cairan miliknya. Ia benar-benar tak menyangka sang putra akan menyetubuhinya juga. Dalam hatinya yang terdalam, jangan sampai sang suami tahu. Jika iya, ini akan lebih parah jadinya. Wanita itu terkulai lemas. Sementara sang putra terdiam lelah juga. Keduanya tertidur bersama di siang hari dalam keadaan bugil tak berbusana di kala sang suami sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya.

Tiba-tiba ponsel nia berdering,

“Kringggg kringgggg kringggg